Sunday, March 31, 2019

Peradaban Pada Masa Keemasan Kerajaan Samudra Pasai

Kesultanan Samudera Pasai, juga dikenal dengan Samudera, Pasai, atau Samudera Darussalam, adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe, Aceh Utara sekarang. Kerajaan Samudra Pasai berdiri sekitar abad 13 oleh Nazimuddin Al Kamil, seorang laksamana laut Mesir.
Pada Tahun 1283 Pasai dapat ditaklukannnya, kemudian mengangkat Marah Silu menjadi Raja Pasai pertama dengan gelar Sultan Malik Al Saleh (1285 – 1297). Makam Nahrasyiah Tri Ibnu Battutah, musafir Islam terkenal asal Maroko, mencatat hal yang sangat berkesan bagi dirinya saat mengunjungi sebuah kerajaan di pesisir pantai timur Sumatera sekitar tahun 1345 Masehi. Setelah berlayar selama 25 hari dari Barhnakar (sekarang masuk wilayah Myanmar), Battutah mendarat di sebuah tempat yang sangat subur. Perdagangan di daerah itu sangat maju, ditandai dengan penggunaan mata uang emas. Ia semakin takjub karena ketika turun ke kota ia mendapati sebuah kota besar yang sangat indah dengan dikelilingi dinding dan menara kayu.
Di masa keemasannya, Samudera Pasai pun menjelma menjadi pusat perdagangan internasional. Kerajaan pelabuhan Islam itu begitu ramai dikunjungi para pedagangan dan saudagar dari berbagai benua seperti, Asia, Afrika, Cina dan Eropa. Kejayaan Samudera Pasai yang berada di daerah Samudera Geudong, Aceh Utara, diawali dengan penyatuan sejumlah kerajaan kecil di daerah Peurelak, seperti Rimba Jreum dan Seumerlang.

Di abad ke-13 M hingga awal abad ke-16 M, Pasai merupakan wilayah penghasil rempah-rempah terkemuka di dunia, dengan lada sebagai salah satu komoditas andalannya. Setiap tahunnya, Pasai mampu mengekspor lada sekitar 8.000 hingga 10 ribu bahara. Tak cuma itu, Pasai pun merupakan produsen komoditas lainnya seperti sutra, kapur barus serta emas.

Sebagai alat tukar perdagangan, Samudera Pasai sudah memiliki mata uang emas, yakni dirham. Selain menjalin kongsi dengan negara-negara dari luar Nusantara, hubungan dagang dengan pedagang-pedagang dari Pulau Jawa pun begitu baik. Bahkan, para saudagar Jawa mendapat perlakuka yang istimewa. Mereka tak dipungut pajak. Biasanya para saudagar dari Jawa menukar beras dengan lada.

Sejarah perkembangan kebudayaan pada masa Sultan Malikussaleh

Ibnu Batutah, seorang pengembara muslim dari Maghribi, Maroko, misalnya, dalam catatannya mengatakan bahwa ia sempat mengunjungi Pasai pada 1345 M. Ibnu Batutah, yang singgah di Pasai selama 15 hari, menggambarkan Kesultanan Samudera Pasai sebagai “sebuah negeri yang hijau dengan kota pelabuhannya yang besar dan indah.‘‘ Ibnu Batutah menceritakan, ketika sampai di negeri Cina, ia melihat kapal Sultan Pasai di negeri itu. Memang, sumber-sumber Cina ada yang menyebutkan bahwa utusan Pasai secara rutin datang ke Cina untuk menyerahkan upeti.
Catatan pada Dinasti Mongol di Cina menunjukkan beberapa kerajaan di Sumatra, termasuk Kerajaan Samudera/Pasai, sempat menjalin relasi dengan Kerajaan Mongol yang berada di bawah komando Kubhilai Khan. Kerajaan Samudera/Pasai mulai mengadakan hubungan dengan Dinasti Mongol pada 1282. Kerajaan Samudera/Pasai menjalin hubungan dengan imperium besar di Asia itu melalui perutusan Cina yang kembali dari India Selatan dan singgah di Samudera Pasai. Peristiwa ini dianggap sebagai permulaan kontak antara Samudera Pasai dengan Cina/Mongol .
Informasi lain juga menyebutkan bahwa Sultan Samudera Pasai pernah mengirimkan utusan ke Quilon, India Barat, pada 1282 M. Ini membuktikan bahwa Kesultanan Pasai memiliki relasi yang cukup luas dengan kerajaan-kerajaan lain di luar negeri. Selain itu, dalam catatan perjalanan berjudul Tuhfat Al-Nazha, Ibnu Batutah menuturkan, pada masa itu Pasai telah menjelma sebagai pusat studi Islam di Asia Tenggara.
Pencatat asal Portugis yang pernah menetap di Malaka pada kurun 1512-1515, Tomi Pires, menyebutkan bahwa Pasai adalah kota terpenting pada masanya untuk seluruh Sumatra, karena tidak ada tempat lain yang penting di pulau itu kecuali Pasai. Nama kota tersebut oleh sebagian orang disebut sebagai Samudera dan kemudian lekat dengan nama Samudera Pasai serta menjadi simbol untuk menyebut Pulau Sumatra. Kota Pasai, menurut catatan Tomi Pires, ditaksir berpenduduk tidak kurang dari 20.000 orang (Ismail, 1997:37).
Marco Polo melaporkan, pada 1267 Masehi telah berdiri kerajaan Islam pertama di kepulauan nusantara, yang tidak lain adalah Kesultanan Pasai. Marco Polo berkunjung ke Pasai pada masa pemerintahan Sultan Malik Al Salih, tepatnya tahun 1292 Masehi, ketika kerajaan ini belum lama berdiri namun sudah memperlihatkan potensi kemakmurannya. Marco Polo singgah ke Samudera Pasai dalam rangkaian perjalanannya dari Tiongkok ke Persia. Kala itu, Marco Polo ikut dalam rombongan dari Italia yang melawat ke Sumatra sepulang menghadiri undangan dari Kubilai Khan, Raja Mongol, yang juga menguasai wilayah Tiongkok. Marco Polo menyebutkan, penduduk di Pasai pada waktu itu masih banyak yang belum memeluk agama (Islam), namun komunitas orang-orang Arab —yang disebut Marco dengan nama Saraceen— sudah cukup banyak dan berperan penting dalam upaya mengislamkan penduduk Aceh. Marco Polo menyebut kawasan yang disinggahinya itu dengan nama “Giava Minor” atau “Jawa Minor”
Selain sumber-sumber tertulis dan catatan perjalanan dari kaum pengelana, keterangan lain yang setidaknya dapat sedikit membantu dalam menguak riwayat Kesultanan Samudera Pasai diperoleh dari sisa-sisa peradaban yang ditinggalkan, seperti makam-makam kuno yang dibuat dari batu granit atau pualam dan mata uang—bernama Deureuham atau Dirham— yang ditemukan di Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, Nanggroe Aceh Darussalam. Waktu wafatnya Sultan Malik As Salih, pendiri Kesultanan Samudera Pasai, sendiri dapat diketahui dari tulisan yang tertera pada sebuah nisan yang ditemukan di Blang Me, yakni tahun 697 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 1297 Masehi. Sedangkan kapan Malik Al Salih dilahirkan belum ditemukan keterangan yang lebih jelas.

Friday, March 29, 2019

TERMOKIMIA Reaksi Eksoterm & Endoterm


Termokimia adalah bagian dari termodinamika yang mempelajari perubahan–perubahan panas yang mengikuti reaksi-reaksi kimia.Banyak panas yang timbul atau di parutkan pada reaksi kimia disebut panas reaksi. Pada volume tetap sama dengan perubahan energi dalamnya besar nya panas reaksi tergantung pada jenis reaksi, keadaan fase zat-zat dalam reaksi, jumlah zat yang bereaksi dan suhu reaksi.

1.    Sistem dan Lingkungan
Interaksi antara sistem dan lingkungan dapat berupa pertukuran materi dan / atau pertukuran energi berkaitan dengan itu sistem dapat dibedakan menjadi: sistem terbuka dan sistem tertutup dan sistem trilasasi sistem di katakan terbuka jika diantara sistem dan lingkungan dapat mengalami pertukaran matari dan energi.pertukaran materi artinya ada hasil reaksi yang dapat meningkatkan energy, misalkan gas, ada sesuatu dari lingkungan yang dapat memasuki sistem selanjutnya sistem dikatakan tertutup jika sistem dan lingkungan tidak dapat terjadi pertukaran materi, tetapi dapat terjadi pertukaran energi pada sistem terisolasi tidak terjadi pertukaran materi maupun energi dengan lingkungannya. selanjutnya, transfer (pertukaran) energi antara sistem dan lingkungan dapat berupa kalor (q) atau bentuk energi lainnya  yang secara kolektif kita sebut kerja (W) salah satu bentuk kerja yang sering menyertai reaksi kimia adalah kerja tekanan volum, yaitu kerja yang berkaitan dengan pertambahan atau pengurangan volum sistem.

2.   Tanda kalor dan kerja
Tanda untuk kalor dan kerja ditetapkan sebagai berikut jika energi (kalor atau kerja) meninggalkan sistem di beri tanda negatif (-) : sebaliknya jika energi memasukkan sistem di berikan tanda positif (+).
  •  Sistem menerima kalor q bertanda positif (+)
  • Sistem membebaskan kalor q bertanda negatif (-)
  • Sistem melakukan kerja W bertanda negatif (-)
  • Sistem menerima kerja W bertanda positif (+)
2.    Energi dalam.
Energi kinetik adalah energi yang berkaitan dengan gerakan molekul-molekul sistem. Sedangkan bentuk energilain yang berhubungan dengan gerak disebut energi potensial jumlah energi yang dimiliki oleh suatu zat atau sistem disebut energi dalam (internal energi). Dan dinyatakan dengan E, nilai energy dalam (E) dari suatu zat yang dapat diukur, kita hanya berkepentingan dengan perubahan energi dalam (4E), yaitu selisih antara energi-energi dalam produk (EP) dengan energy pereaksi (ER).
           
4E = Ep-ER

    Ep = energy dalam produk
    Er = energy dalam pereaksi

3.    Kalor Reaksi 4E dan 4H
Perubahan energy dalam yang menyertai reaksi adalah 4E = E1 – E2. Perubahan energy dalam tersebut akan muncul sebagai kalor / kerja.
4E = q (kalor) + W (kerja).
Dalam hal ini q kita sebut kalor reaksi (q reaksi) jika reaksi berlangsung pada sistem tertutup dengan volume tetap, jika berlangsung pada volum tetap 4V=0 jadi W=0

4.    Reaksi  Eksoterm dan Endoterm
Kita telah mendefenisikan reaksi eksoterm sebagai reaksi yang membebaskan kalor sedangkan reaksi endoterm sebagai reaksi yang menyerap kalor.
  •  Reaksi eksoterm  : kalor mengalir dari sistem kelingkungan.
  • Reaksi endoterm : kalor mengalir dari lingkungan kesistem


Theory Hukum Ohm


Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar mampu dialiri electron bebas secara terus menerus. Aliran yang terus-menerus ini yang disebut dengan arus, dan sering juga disebut dengan aliran, sama halnya dengan air yang mengalir pada sebuah pipa.Tenaga (the force) yang mendorong electron agar bisa mengalir dalam sebauh rangkaian dinamakan tegangan. 

Tegangan adalah sebenarnya nilai dari potensial energi antara dua titik. Ketika kita berbicara mengenai jumlah tegangan pada sebuah rangkaian, maka kita akan ditujukan pada berapa besar energi potensial yang ada untuk menggerakkan electron pada titik satu dengan titik yang lainnya. Tanpa kedua titik tersebut istilah dari tegangan tersebut tidak ada artinya.
Elektron bebas cenderung bergerak melewati konduktor dengan beberapa derajat pergesekan, atau bergerak berlawanan. Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut dengan hambatan. Besarnya arus didalam rangkaian adalah jumlah dari energi yang ada untuk mendorong electron, dan juga jumlah dari hambatan dalam sebuah rangkaian untuk menghambat lajunya arus. Sama halnya dengan tegangan hambatan ada jumlah relative antara dua titik. Dalam hal ini, banyaknya
tegangan dan hambatan sering digunakan untuk menyatakan antara atau melewati titik pada suatu titik.

Untuk menemukan arti dari ketetapan dari persamaan dalam rangkaian , kita perlu menentukan sebuah nilai layaknya kita menentukan nilai masa, isi, panjang dan bentuk lain dari persamaan fisika. Standard yang digunakan pada persamaan tersebut adalah arus listrik, tegangan ,dan hambatan.
Symbol yang digunakan adalah standar alphabet yang digunakan pada persamaan aljabar. Standar ini digunakan pada disiplin ilmu fisika dan teknik, dan dikenali secara internasional. Setiap unit ukuran ini dinamakan berdasarkan nama penemu listrik. Amp dari orang perancis Andre M. Ampere, volt dari seorang Italia Alessandro Volta, dan ohm dari orang german Georg Simon ohm.
Simbol matematika dari setiap satuan sebagai berikut “R” untuk resistance (Hambatan), V untuk voltage (tegangan), dan I untuk intensity (arus), standard symbol yang lain dari tegangan adalah E atau Electromotive force. Simbol V dan E dapat dipertukarkan untuk beberapa hal, walaupun beberapa tulisan menggunakan E untuk menandakan sebuah tegangan yang mengalir pada sebuah sumber ( seperti baterai dan generator) dan V bersifat lebih umum.
Salah satu dasar dalam perhitungan elektro, yang sering dibahas mengenai satuan couloumb, dimana ini adalah besarnya energi yang setara dengan electron pada keadaan tidak stabil. Satu couloumb setara dengan 6.250.000.000.000.000.000. electron. Symbolnya ditandai dengan Q dengan satuan couloumb. Ini yang menyebabkan electron mengalir, satu ampere sama dengan 1 couloumb dari electron melewati satu titik pada satu detik. Pada kasus ini, besarnya energi listrik yang bergerak melewati conductor (penghantar).
Sebelum kita mendefinisikan apa itu volt, kita harus mengetahui bagaimana mengukur sebuah satuan yang kita ketahui sebagai energi potensial. Satuan energi secara umum adalah joule dimana sama dengan besarnya work (usaha) yang ditimbulkan dari gaya sebesar 1 newton yang digunakan untuk bergerak sejauh 1 meter (dalam satu arah). Dalam british unit, ini sama halnya dengan kurang dari ¾ pound dari gaya yang dikeluarkan sejauh 1 foot. Masukkan ini dalam suatu persamaan, sama halnya dengan I joule energi yang digunakan untuk mengangkat berat ¾ pound setinggi 1 kaki dari tanah, atau menjatuhkan sesuatu dengan jarak 1 kaki menggunakan parallel pulling dengan ¾ pound. Maka kesimplannya, 1 volt sama dengan 1 joule energi potensial per 1 couloumb. Maka 9 volt baterai akan melepaskan energi sebesar 9 joule dalam setiap couloum dari electron yang bergerak pada sebuah rangkian.

Satuan dan symbol dari satuan elektro ini menjadi sangat penting diketahui ketika kita mengeksplorasi hubungan antara mereka dalam sebuah rangkaian. Yang pertama dan mungkin yang sangat penting hubungan antara tegangan, arus dan hambatan ini disebut hokum ohm. Ditemukan oleh Georg Simon Ohm dan dipublikasikannya pada sebuah paper pada tahun 1827, The Galvanic Circuit Investigated Mathematically. Prinsip ohm ini adalah besarnya arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar metal pada rangkaian, ohm menemukan sebuah persamaan yang simple, menjelaskan bagaimana hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan yang saling berhubungan.

HUKUM OHM
E = I R
I = E / R
R = I / E
 
Kesimpulan :
•    Tegangan dinyatakan dengan nilai volts disimbolkan dengan E atau V.
•    Arus dinyatakan dengan amps, dan diberi symbol I
•    Hambatan dinyatakan dengan ohms diberi symbol R
•    Hukum Ohm: E = IR ; I = E/R ; R = E/I
Besarnya daya pada suatu rangkaian dapat di hitung dengan :
P = V . I atau P = I2 . R atau P = V2/ R
Dimana :
P : daya, dalam satuan watt
V : tegangan dalam satuan volt
I : arus dalam satuan ampere

Tuesday, March 26, 2019

KARBON AKTIF Proses Aktivasi dan Absorbsi

  
    Karbon atau arang aktif adalah material yang berbentuk butiran atau bubuk yang berasal dari material yang mengandung karbon misalnya batubara, kulit kelapa, dan sebagainya. Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95 % karbon. Arang selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben (penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika arang
tersebut diaktivasi dengan bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi, dengan demikian arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif. Satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas 500-1500 m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang sangat halus berukuran 0,01-0,0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut (Anonymousa, 2009). Pembuatan arang aktif berlangsung 3 tahap yaitu proses dehidrasi, proses karbonisasi dan proses aktivasi (Juliandini dan Yulinah, 2008).

1. Proses Dehidrasi
    Proses ini dilakukan dengan memanaskan bahan baku sampai suhu 105 0C selama 24 jam dengan tujuan untuk menguapkan seluruh kandungan air pada bahan baku, kemudian diukur kadar air.

2. Proses Karbonisasi
    Proses karbonisasi adalah peristiwa pirolisis bahan di mana terjadi proses dekomposisi komponen atau pemecahan bahan-bahan organik menjadi karbon. Suhu di atas 170 0C akan menghasilkan CO, CO2 dan asam asetat, pada suhu 275 0C dekomposisi menghasilkan tar, metanol dan hasil samping lainnya.Pembentukan karbon terjadi pada suhu 400-600 0C, selama proses ini unsur-unsur bukan karbon seperti hidrogen dan oksigen dikeluarkan dalam bentuk gas dan
atom yang terbebaskan membentuk kristal grafit. Proses karbonisasi akan menghasilkan 3 (tiga) komponen pokok, yaitu karbon atau arang, tar, dan gas(CO2, CO, CH4, H, dan lain-lain). Karbon aktif yang baik, perlu adanya pengaturan dan pengontrolan selama proses karbonisasi yaitu; kecepatan pertambahan temperatur, tinggi suhu akhir, dan lama karbonisasi. Tahap karbonisasi akan menghasilkan karbon yang mempunyai struktur pori lemah, sehingga daya adsorpsinya juga rendah. Oleh karena itu arang masih memerlukan perbaikan struktur porinya melalui proses aktivasi (Wahyuni, S dan Kustradiyanti, 2008).

3. Proses Aktivasi
    Kemampuan adsorpsi adsorben sangat ditentukan oleh luas permukaan (porositas) dan volume pori-pori dari adsorben. Adsorben dengan porositas yang besar mempunyai kemampuan menyerap yang lebih tinggi dibandingkan dengan adsorben yang memilki porositas kecil. Peningkatan daya guna atau optimalisasi adsorben dapat dilakukan melalui aktivasi (Wahyuni dan Kustradiyanti, 2008). Aktivasi adalah suatu perlakuan terhadap adsorben yang bertujuan untuk membuka pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul-molekul permukaan sehingga adsorben mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi.
    Secara umum metode aktivasi yang digunakan adalah aktivasi kimia dan aktivasi fisika (Juliandini dan Yulinah, 2008).
a. Aktivasi Fisika (Vapor Adsorben Carbon): Proses aktivasi dilakukan dengan mengalirkan uap atau udara ke dalam reaktor pada suhu tinggi (800-1000 oC). Proses ini harus mengontrol tinggi suhu dan besarnya uap atau udara yang dipakai sehingga dihasilkan karbon aktif dengan susunan karbon yang padat dan pori yang uas.
b. Aktivasi Kimia (Chemical Impregnating Agent): Metode ini dilakukan dengan cara merendam bahan baku pada bahan kimia (H3PO4, ZnCl2, CaCl2, K2S, HCl, H2SO4, NaCl, Na2CO3). Proses ini bertujuan untuk membersihkan permukaan pori, membuang senyawa pengganggu dan menata kembali letak atom yang dapat dipertukarkan. Pengaruh aktivasi pada beberapa adsorben, antara lain: Penelitian Wahyuni dan Kostradiyanti (2008) ini, tentang aktivasi arang sekam padi dengan KOH. Arang aktif yang dihasilkan digunakan untuk mengadsorpsi hydrogen peroksida dan selanjutnya diaplikasikan untuk mengurangi angka peroksida minyak kelapa tradisional. Hasil dari penelitian tersebut mengemukakan bahwa arang sekam padi yang diaktivasi KOH proses adsorpsinya berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan arang sekam padi yang tidak diaktivasi. Aktivasi 15 %
KOH mampu menurunkan angka peroksida minyak kelapa tradisional sampai 84,4 %.
     Berlawanan dengan transisi elektronik dalam molekul dimana absorpsi terjadi di daerah sinar UV dan sinar tampak, transisi vibrasi terjadi pada energi lebih rendah di daerah infra merah. Untuk menyerap radiasi inframerah, transisi vibrasi (seperti peregangan ikatan atar atom) harus menghasilkan perubahan pada momen dipol dari molekul yang dapat berinteraksi dengan vektor elektrik radiasi yang masuk.
Contoh :   
    HCl H ↔ Cl
Karena HCl merupakan molekul polar, perubahan pada panjang ikatan akan menghasilkan perubahan momen dipol sehingga HCl akan menyerap pada daerah infra merah.Dengan kata lain, molekul non-polar seperti O2, N2 atau Cl2 tidak akan menghasilkan perubahan momen dipol sehingga tidak akan menyerap pada daerah infra merah.Karbon dioksida juga merupakan contoh menarik karena mengalami peregangan simetri yamg tidak akan menghasilkan perubahan momen dipol dalam molekul sehingga tidak akan ada penyerapan infra merah. Sebaliknya vibrasi peregangan asimetri akan menyebabkan perubahan pada momen dipol sehingga terjadi penyerapan inframerah.

TRANSISI LAIN YANG MENGHASILKAN ABSORPSI
Selain vibrasi peregangan, molekul juga mengalami vibrasi pelenturan yaitu rocking, scissoring, wagging dan twisting.









Wednesday, March 6, 2019

Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Luas Permukaan Sentuh

Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang penting. Semakin luas permukaan sentuh akan menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi,  sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi. Luas permukaan semakin mempercepat laju reaksi karena semakin luas permukaan zat, semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang adanya tumbukan efektif menghasilkan tumbukan. Semakin luas permukaan zat semakin kecil ukuran partikel zat. Jadi, semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi pun akan berlangsung cepat.

Suhu
Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat apabila suhu dalam suatu reaksi dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara matematis hubungan nilai tetapan laju reaksi (k) terhadap suhu dinyatakan oleh formulasi

ARRHENIUS:
k = A . e-E/RT

dimana:
k : tetapan laju reaksi
A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi
E : energi pengaktifan
R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK
T : suhu reaksi (oK)



Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama, yaitu :