Friday, April 26, 2019

Laporan Visit Plant (Kunjungan industry) PT. Arun NGL Aceh

PENDAHULUAN
Sejak 1968,  Mobil Oil  melakukan kontrak bagi hasil dengan Pertamina untuk pencarian sumber-sumber minyak dari perut Bumi di darat maupun di lepas pantai. Tahun 1969, Mobil Oil mulai mengerahkan pencariannya di Aceh dengan fokus utama di Aceh Utara. Pengeboran yang dilakukan di dekat desa Arun adalah yang kelima belas kali dilakukan oleh Mobil Oil. Sejak pencarian pertama di lokasi yang berindikasi sumber energi sampai titik pengeboran keempat belas di ladang baru yang tidak dikenal sebelumnya, perusahaan tersebut telah menemukan minyak dan gas dengan kandungan karbon dioksida yang terlalu tinggi sehingga sulit dikembangkan.

1.1    Latar Belakang Masalah
    Ilmu Kimia merupakan salah satu ilmu yang dapat dikatakan berperan dalam semua jenis industri, baik dalam skala besar maupun kecil. Ilmu Kimia mempelajari bagaimana reaksi yang terjadi dalam setiap proses pada pengolahan bahan-bahan baku menjadi produk dalam suatu industri, bahkan juga dapat mengontrol kualitas dan produksi dari industri melalui analisis di Laboratorium.

1.2    Perumusan Masalah
Kunjungan industri ini hanya sampai/sekedar perangkuman proses pencairan gas alam di PT. ARUN LNG Lhokseumawe sebagai penambah wawasan dan menjalin kerja sama antara pabrik dengan Fakultas Teknik terutama khususnya di Jurusan Teknik Kimia.

1.3    Tujuan
Adapun tujuan dari kunjungan industry  yang penulis laksanakan ini antara lain adalah:
1.    Mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di perkuliahan.
2.    Menyiapkan diri guna menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya dan mengetahui situasi kerja di lapangan khususnya di PT. ARUN LNG.

1.4    Tempat dan Jadwal Kunjungan Industri
Kunjungan Industri yang dilakukan bertempat di PT. ARUN LNG Lhokseumawe tanggal 13 November 2012.

PROFIL SINGKAT PT. ARUN NGL
2.1 Uraian Umum
2.1.1 Sejarah Singkat PT Arun NGL

    Pada tahun 1971 Mobil Oil Inc. menemukan sumur pertama cadangan gas alam di sebuah desa kecil bernama Arun, di Kecamatan Syamtalira Arun yang berlokasi kurang 30 km sebelah timur kota Lhokseumawe. Dari penemuan inilah, nama desa ini diabadikan sebagai nama kilang gas alam cair yang dikenal oleh dunia internasional sebagai PT. Arun NGL. 
Pada saat ini diperkirakan cadangan gas alam Arun dapat mensuplai 6 train plant LNG untuk 20 tahun. PERTAMINA dan Mobil Oil Indonesia Inc. mulai mengembangkan program produksi, pencairan, pengiriman dan penjualan LNG dari lapangan Arun,  dan dengan menggunakan sistem perusahaan Persero, dengan sistem pembagian saham operasi sebagai berikut :
-    Pertamina                        55%  
-    Mobil Oil Indonesia                30%
-    Japan Indonesia LNG Company (JILCO)    15%  
    Tetapi dengan perjanjian, semua aset yang dimiliki PT. Arun LNG merupakan milik Pertamina. Kilang LNG Arun meliputi daerah seluas 271 ha, terletak di daerah Blang Lancang Lhokseumawe, Dan berjarak 30 km dari ladang gas Arun di Lhoksukon. Ladang gas alam ini terletak di daerah blok B yang cadangan gas alamnya berada dicelah - celah batu kapur pada kedalaman 2885 m, dengan luas area 18,5 x 5 km2 dengan ketebalan kandungan alam ini rata-rata adalah 150 m, sedangkan tekanannya sebesar 499 kg/cm2 dengan suhu 177o C. Cadangan gas alam yang terkandung di dalam reservoir ini diperkirakan sebanyak 17 Trilyun ft3 yang akan diproses atau dialirkan pada 6 train pencairan gas alam selama 20 tahun paling sedikit, dengan luas area 92,5 km. area ini dibagi menjadi 4 stasiun pengumpul yang disebut kluster. hidrokarbon tersebut dapat dipisahkan menjadi kondesat dan gas yang dialirkan ke sentral pemipaan, baru kemudian dialirkan ke pabrik pencairan gas alam ” point B ”. Gas dan kondesat dipisahkan di ladang Arun, dan gas-gas tersebut dialirkan melalui pipa 20” dikirim ke kilang LNG sejauh 31 Km.
2.2    Ladang Gas
Menurut data-data pengukuran elektronik melalui film-film yang diambil di lapangan dan dianalisis di pusat analisis Mobil Oil di Dallas, Amerika Serikat, ladang gas Arun terletak di dalam lapisan batu gamping pada kedalaman 10.000 kaki (3.048 meter). Kandungan gas mencapai 17,1 trilyun kaki kubik dengan tekanan 499 kg/cm, suhu 177 °C, dan ketebalan 300 meter. Jumlah tersebut diperkirakan akan dapat mensuplai enam unit dapur pengolahan (train) dengan kapasitas masing masing 300 juta SCFD (Standard Cubic Feet Day) untuk jangka waktu 20 tahun. Ladang gas tersebut terdiri dari empat (4) buah kluster gas dan kondensat, kemudian gas dan kondensat dikirim ke unit pengumpulan di Point "A" yang selanjutnya dikirim ke kilang LNG Arun dengan memakai pipa:
  • Gas menggunakan pipa berdiameter 42 inch.
  • Kondensat menggunakan pipa berdiameter 16 inch.
  • LPG propana menggunakan pipa berdiameter 20 inch.

Kilang LNG Arun di Blang Lancang meliputi daerah seluas 271 ha dengan panjang 1,7 km dan lebar 1,5 km serta dilangkapi dengan pelabuhan khusus pengangkut produksinya.
Kilang LNG Arun dilengkapi dengan 2 buah pelabuhan LNG untuk pengiriman produksinya ke negara pembeli, sedangkan untuk pengiriman kondensat dilengkapi dengan 2 buah sarana pemuat, yaitu Single Point Mooring (SPM) dan Multi Buoy Mooring (MBM).
Gas alam di ladang NSO memiliki kandungan H2S dan CO2 yang tinggi sehingga diperlukan proses pemisahan terlebih dahulu sebelum masuk ke train LNG. Upaya ini dilakukan untuk menurunkan kadar H2S dari 1,59% menjadi 80 ppm dan CO2 dari 33,21% menjadi 25,54% mol, sehingga sesuai dengan spesifikasi rancangan train LNG.

2.3    Organisasi
Presiden Direktur PT Arun NGL berkantor di Jakarta yang saat ini dijabat oleh Fauzi Husin. Sementara Wakil Presiden berkantor di Lhokseumawe dan dijabat oleh Fuad Bukhari. Wakil Presiden membawahi tiga divisi dan tiga non-divisi setingkat seksi, yaitu:
1.    Divisi Produksi
2.    Divisi Pembantu Lapangan
3.    Divisi Pelayanan dan Pengembangan
4.    Seksi Hubungan Masyarakat
5.    Seksi Keuangan dan Akuntansi
6.    Seksi Audit Umum
Saham kepemilikan perusahaan dipegang oleh Pertamina (55%), Exxon Mobil (30%), dan Japan Indonesia LNG Company (disingkat JILCO; 15%).

    URAIAN PROSES
3.1 Pengantar Tentang LNG dan Kondensat
    LNG adalah singkatan dari Liquefied Natural Gas, yang berarti gas alam yang dicairkan. Untuk mencairkan gas alam ini dilakukan dengan proses ekspansi pada temperatur sangat rendah yang disebut  proses cryogenic. Tujuan pencairan gas alam  ini adalah untuk mempermudah pengangkutan ke tempat-tempat yang jauh, sebab perbandingannya adalah 630 : 1, Artinya gas sejumlah 630 m3.  maka setelah dicairkan menjadi 1 m3 cairan LNG, dengan demikian dapat menghemat pemakaian ruang dan juga dapat mempertinggi efisiensi pengangkutan dan penyimpanan.
    Komposisi dari LNG didominasi oleh CH4 ( metana ) dan sedikit C2H6 ( etana ) dan C3H8 ( propana ). Adapun komposisi LNG yang dihasilkan oleh PT. Arun NGL dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.1  Komposisi LNG


    Di samping LNG, PT Arun NGL juga menghasilkan kondensat sebagai produk sampingan  yang merupakan fraksi - fraksi hidrokarbon berat yang terikut bersama-sama gas alam dari sumber ladang gas arun. Adapun komposisi kondensat dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Produk kondensat umumnya diekspor ke negara-negara seperti : Jepang, Singapura, Amerika, Australia, Prancis dan Selandia Baru. Di negara-negara tersebut, kondensat digunakan sebagai bahan baku industri petrokimia yang berguna sebagai penghasil polimer, plastik, pelarut dan sebagainya atau dapat juga diolah kembali pada kilang minyak untuk dijadikan bahan bakar minyak.

3.2 LNG Proses
    Secara umum tugas dari proses LNG ini adalah sebagai berikut:
1.    Menerima gas dan kondensat dari point A Lhoksukon dan gas alam dari ladang NSO.
2.    Menjaga kestabilan penyediaan gas ke proses selanjutnya untuk bahan pembuatan LNG.
3.    Menyiapkan bahan-bahan untuk Multi Component Refrigerant (MCR).
4.    Mensuplai gas ke  PT. PIM.

No comments:

Post a Comment