Sunday, January 28, 2018

Proses pengolahan Air (Water Treatment) serta bahan kimia yang digunakan & Fungsinya

Fungsi dari bahan-bahan kimia tersebut adalah :
a. Alum Sulfat (Al2(SO4)3)
Berfungsi untuk membentuk gumpalan dari partikel yang tersuspensi dalam air. Bila alum dikontakkan dengan air maka akan terjadi hidrolisa yang menghasilkan alumunium hidroksida (Al2(SO4)3) dan asam sulfat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Al2(SO4)3 . 18 H2O + 6 H2O —–> 2 Al(OH)3 + 3H2SO4 + 18 H2O
Gumpalan Al(OH)3 yang berupa koloid akan mengendap bersama kotoran lain yang terikut ke dalam air dan H2SO4 akan mengakibatkan air bersifat asam. Penambahan alum tergantung pada turbiditi dan laju alir air umpan baku.

b. Soda Kaustik (NaOH)
Berfungsi untuk menetralkan air akibat penambahan alum sehingga PHnya berkisar antara 6 sampai 8. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

H2SO4 + NaOH —–> Na2SO4 + 3 H2O
c. Klorin (Cl2)
Tujuan utama penambahan zat klorin adalah untuk mematikan mikroorganisme dalam air, disamping itu juga untuk mencegah tumbuhnya lumut pada dinding clarifier dan akan mengganggu proses selanjutnya.

d. Coagulant Aid (Polymer)
Berfungsi untuk mempercepat proses pengendapan, karena dengan penambahan bahan ini akan membentuk flok-flok yang lebih besar sehingga akan lebih mudah dan cepat mengendap.

Clarifier dilengkapi dengan agitator dan rake yang berfungsi sebagai pengaduk, keduanya bekerja secara kontinyu. Agitator berfungsi untuk mempercepat terjadinya flok-flok dan bekerja dengan kecepatan 1,05 sampai 4,2 rpm. Sedangkan rake berfungsi mencegah agar flok-flok (gumpalan lumpur) tidak pekat di dasar
clarifier dan bekerja dengan kecepatan 0,033 rpm. Kotoran-kotoran yang mengendap bersama lumpur (sludge) dikeluarkan dari bawahclarifier sebagai blow down, sedangkan air jernih dariclar ifier keluar lewat over flow

UNIT UTILITAS / UTILITY (ulasan PT PIM Lengkap)

Unit Utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal sampai produk akhir. Unit Utilitas meliputi :
Unit water intake.
Unit pengolahan air.
Unit pembangkit uap (steam).
Unit pembangkit listrik.
Unit udara instrumen dan udara pabrik.
Unit pemisahan udara (ASP).
Unit pengukuran gas (gas metering station).
Unit pengolahan air buangan.

1. Unit Water Intake
water intakeSumber air untuk pabrik, perkantoran dan perumahan PT. Pupuk Iskandar Muda diambil dari sungai Peusangan (Kabupaten Bireuen) yang jaraknya sekitar 25 km dari lokasi pabrik. Luas Daerah Aliran Sungai Peusangan adalah 2.260 km2 dan sebagian besar terletak dikabupaten Aceh Tengah. Air ini dipompa dengan laju alir normal sebesar 700 sampai 800 ton/jam pada tekanan minimum 2 kg/cm2G.Pada fasilitas water intake terdapat tiga unit pompa, dimana setiap pompa memiliki kapasitas 1.250 ton/jam dan dilangkapi dengan :
Water Intake Channel, merupakan suatu kolam yang disekat sehingga berbentuk saluran (channel), serta dilengkapi dengan bar screen yang berfungsi untuk menyaring benda-benda kasar terapung yang mungkin ada di tempat penyadapan terutama di bangunan sadap sungai, agar tidak mengganggu proses pengolahan air berikutnya.
Intake Pond, merupakan suatu kolam dengan ukuran 27.900 x 7.600 m2 yang berfungsi untuk menampung air yang telah disadap dari sumber dan digunakan sebagai bahan baku. Air tersebut dialirkan ke Settling Basin (bak pengendapan) dengan menggunakan pompa.
Settling Basin, berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel kasar secara gravitasi dan mengatur aliran yang akan ditransmisikan, basin dibagi menjadi limachannel dan secara bergantian sebuahchannel dibersihkan dan diambil lumpurnya.
Air yang berasal dari fasilitas Water Intake kemudian dialirkan ke dalam instalasi pengolahan air  dengan laju alir 1.650 ton/jam.

2. Unit Pengolahan Air
Kebutuhan air di pabrik diperlukan untuk bahan baku dan pembantu proses yaitu dalam bentuk Filter Water dan Demin Water atau Polish Water, disamping itu diproduksi pula Potable Water sebagai air minum.

2.1 Clarifier
Clarifier (63-FD-1001) berfungsi sebagai tempat pengolahan air tahap pertama yaitu proses penjernihan air untuk menghilangkan zat padat dalam bentuk suspensi dengan jalan netralisasi, sedimentasi, koagulasi, dan filtrasi. Clarifier mempunyai kapasitas 1330 ton/jam sedangkan kebutuhan air baku masuk clarifier adalah 600 sampai 800 ton/jam (normal). Pada inlet clarifier diinjeksikan bahan-bahan kimia yaitu alum sulfat, klorin, soda kaustik, sedangkan coagulant aid ditambahkan ke dalam clarifier.

Fungsi dari bahan-bahan kimia tersebut adalah :
a. Alum Sulfat (Al2(SO4)3)
Berfungsi untuk membentuk gumpalan dari partikel yang tersuspensi dalam air. Bila alum dikontakkan dengan air maka akan terjadi hidrolisa yang menghasilkan alumunium hidroksida (Al2(SO4)3) dan asam sulfat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Al2(SO4)3 . 18 H2O + 6 H2O —–> 2 Al(OH)3 + 3H2SO4 + 18 H2O
Gumpalan Al(OH)3 yang berupa koloid akan mengendap bersama kotoran lain yang terikut ke dalam air dan H2SO4 akan mengakibatkan air bersifat asam. Penambahan alum tergantung pada turbiditi dan laju alir air umpan baku.

b. Soda Kaustik (NaOH)
Berfungsi untuk menetralkan air akibat penambahan alum sehingga PHnya berkisar antara 6 sampai 8. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

H2SO4 + NaOH —–> Na2SO4 + 3 H2O
c. Klorin (Cl2)
Tujuan utama penambahan zat klorin adalah untuk mematikan mikroorganisme dalam air, disamping itu juga untuk mencegah tumbuhnya lumut pada dinding clarifier dan akan mengganggu proses selanjutnya.

d. Coagulant Aid (Polymer)
Berfungsi untuk mempercepat proses pengendapan, karena dengan penambahan bahan ini akan membentuk flok-flok yang lebih besar sehingga akan lebih mudah dan cepat mengendap.

Clarifier dilengkapi dengan agitator dan rake yang berfungsi sebagai pengaduk, keduanya bekerja secara kontinyu. Agitator berfungsi untuk mempercepat terjadinya flok-flok dan bekerja dengan kecepatan 1,05 sampai 4,2 rpm. Sedangkan rake berfungsi mencegah agar flok-flok (gumpalan lumpur) tidak pekat di dasar
clarifier dan bekerja dengan kecepatan 0,033 rpm. Kotoran-kotoran yang mengendap bersama lumpur (sludge) dikeluarkan dari bawahclarifier sebagai blow down, sedangkan air jernih dariclar ifier keluar lewat over flow


2.2 Saringan Pasir (Gravity Sand Filter)
Air yang jernih dari Clarifier dialirkan ke Gravity Sand Filter (63-FD-1002) secara gravitasi. Gravity sand filter terdiri atas 5 (lima) unit yaitu empats er vice dan satu unit siaga (stand by). Komponen utama dari saringan pasir adalah pasir yang ukurannya berbeda-beda. Saringan pasir bekerja kontinyu, jika kotoran-kotoran menggumpal atau lumpur yang sudah terlalu tebal di saringan, maka akan dilakukan back wash secara berkala.


2.3 Filter Water Reservoir
Air dari saringan pasir ditampung di Filter Water Reservoir (63-FB-1006), kemudian dibagi ketiga tangki yaitu :

Potable Water Tank (63-FB-1002) Digunakan untuk mendistribusikan air yang telah memenuhi persyaratan air minum ke perumahan, kantor, kapal, dan emergency shower.
Filter Water Tank (63-FB-1008) Digunakan sebagai fire water, make up Cooling Water dan back wash.
Recycle Water Tank (63-FB-1008) Digunakan sebagai air umpan demin. Air ini diproses lagi untuk menghasilkan air yang bebas mineral dan akan digunakan sebagai air umpanBoiler.

2.4 Saringan Karbon Aktif (Activated Carbon Filter)
Air dari Recycle Water Tank (63-FB-1008) dialirkan ke dalamActivated Carbon Filter (63-FB-1003) untuk menyerap CO2 terlarut dalam air dan zat-zat organik yang ada dalamfilter water, serta residual klorin dari air sebelum masuk ke sistem Deionisasi (Demineralizer).

2.5 Demineralizer
Unit ini berfungsi untuk membebaskan air dari unsur-unsur silika, sulfat, klorida dan karbonat dengan menggunakan resin, unit ini terdiri dari :
a. Cation Tower (63-DA-1001)
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan unsur-unsur logam yang berupa ion- ion positif yang terdapat dalam filter water dengan menggunakan resin kation R- SO3H (tipe Dowex Upcore Mono A-500). Proses ini dilakukan dengan melewatkan air melalui bagian bawah, dimana akan terjadi pengikatan logam- logam tersebut oleh resin. Resin R-SO3H ini bersifat asam kuat, karena itu disebut asam kuat cation exchanger resin.
Reaksi yang terjadi adalah :

CaCl2+ 2R – SO3H —–> (R – SO3)2Ca + 2 HCl
MgCl2+ 2R – SO3H —–> (R – SO3)2Mg + 2 HCl
NaCl2+ 2R – SO3H —–> (R – SO3)2Na + 2 HCl
CaSO4+ 2R – SO3H —–> (R – SO3)2Ca + 2 HSO4
MgSO4+ 2R – SO3H —–> (R – SO3)2Mg + 2 HSO4
NaSO4+ 2R – SO3H —–> (R – SO3)2Na + 2 HSO4
Na2SiO4+ 2R – SO3H —–> (R – SO3)2Na + 2 HSiO4
CaCO3+ 2R – SO3H —–> (R – SO3)2Ca + 2 HCO3


b. Degasifier (63-DA-1002)
Degasifier berfungsi untuk menghilangkan gas CO2 yang terbentuk dari asam karbonat pada proses sebelumnya, dengan reaksi sebagai berikut :

H2CO3 —–> H2O + CO2
Proses Degasifier ini berlangsung pada tekanan vakum 740 mmHg dengan menggunakansteam ejektor, di dalam tangki ini terdapat netting ring untuk memperluas bidang kontak antara air yang masuk dengan steam bertekanan rendah yang diinjeksikan. Sedangkan outletsteam ejektor dikondensasikan dengan injeksi air dari bagian atas dan selanjutnya ditampung dalam seal pot sebagai umpan Recovery Tank.

c. Anion Tower (63 -DA-1003)
Berfungsi untuk menyerap atau mengikat ion-ion negatif yang terdapat dalam air yang keluar dariD egas ifier. Resin pada anion exchanger adalah R=NOH (Tipe Dowex Upcore Mono C-600). Reaksi yang terjadi adalah :

H2SO4 + 2 R = N – OH —–> (R = N)2SO4 + 2 H2O
HCl + R = N – OH —–> R = N – Cl + H2 O
H2SiO3+ 2 R = N – OH —–> (R = N)2SiO3 + 2 H2O
H2CO3 + R = N – OH —–> R = N – CO3 + H2O
HNO3 + R = N – OH —–> R = N – NO3 + H2O
Reaksi ini menghasilkan H2O, oleh karena itu air demin selalu bersifat netral. Air keluar tangki ini memiliki pH 7,5 sampai 8,5 konduktifitas kurang dari 3Ωµ
d. Mix Bed Polisher (63-DA-1004)
Berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa logam atau asam dari proses sebelumnya, sehingga diharapkan air yang keluar dari mix bed polisher telah bersih dari kation dan anion. Di dalam mix bed polisher digunakan dua macam resin yaitu resin kation dan resin anion yang sekaligus keduanya berfungsi untuk menghilangkan sisa kation dan anion, terutama natrium dan sisa asam sebagai senyawa silika dengan reaksi sebagai berikut :

Reaksi Kation :
Na2SiO3 + 2 R – SO3H —–> 2 RSO3Na + H2SiO3

Reaksi Anion :
Na2SiO3 + 2 R = N – OH —–> 2 RSO3Na + H2SiO3

Air yang telah bebas mineral tersebut dimasukkan ke Polish Water Tank (53-FB-1004) dan digunakan untuk air umpanboiler

3. Unit Pembangkit Uap
Pada Unit Utilitas, sumber pembangkit uap yang digunakan untuk kebutuhan operasi adalah Package Boiler (63-BF-4001). Air dari Polish Water Tank (63-FB- 1004) dimasukkan ke dalam Deaerator (63-EG-4001) untuk menghilangkan gas CO2 dan O2 terlarut yang menyebabkan korosi. Di deaerator juga diinjeksikan hydrazine (N2H4) untuk mengikat gas O2 yang terdapat dalam air. Reaksinya adalah sebagai berikut :

N2 H4 + O2 —–> 2H2O + N2
Pada outlet Deaerator juga diinjeksikan ammonia yang berfungsi untuk mengatur pH dari boiler feed water. Package boiler dengan kapasitas 120 ton/jam, tekanan 41 kg/jam2G dan temperature 385oC menggunakan panas yang berasal dari pembakaranfuel gas. Sistem operasinya adalah air yang dari Deaerator masuk ke Economizer (63-EC- 4001) lalu dialirkan ke steam drum, dalam steam drum diinjeksikan Na3PO4 untuk mengikat komponen hardness serta untuk menaikkan pH airboiler. Sirkulasi antara steam drumdan coil-coil pemanas berlangsung secara alami karena perbedaan berat jenis air dalam pipa. Uap yang dihasilkan oleh Package Boiler digunakan pada pabrik utilitas, pabrik urea, sedangkan pabrik ammonia hanya pada saat tertentu.

4. Unit Pembangkit Listrik
Untuk memenuhi kebutuhan listrik, sebagai sumber tenaga pembangkit listrik yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Main Generator (63-EG-7001)
Generator ini merupakan generator utama sumber tenaga listrik di utilitas pada pabrik yang digerakkan dengan turbin berbahan bakar gas alam, fungsinya adalah untuk menyalurkan listrik ke seluruh pabrik dan perumahan.
Daya : 20 MW
Tegangan : 13,8 KV

b. Main Generator (53-GI-7001)
Generator ini merupakan generator utama sumber tenaga listrik di utilitas pada pabrik yang digerakkan dengan turbin berbahan bakar gas alam, fungsinya sama dengan main generator (63-EG-7001) dan hanya salah satu main generator saja yang beroperasi.
Daya : 15 MW
Tegangan : 13,8 KV

c. Standby Generator (53-GI-7002)
Merupakan generator pendamping, dioperasikan apabila terjadi gangguan pada main generator. Bahan bakarnya bisa solar atau gas alam.
Daya : 1,5 MW
Tegangan : 2,4 KV

d. Emergency Generator (53-GH-7001)
Merupakan generator cadangan, yang dipakai dalam keadaan mendadak apabila terjadinya gangguan pada main generator dan pada saat peralihan ke standby generator.
Daya : 350 KW
Tegangan : 480 V

5. Unit Udara Instrumen dan Udara Pabrik
Kebutuhan udara pabrik saat awal pabrik dioperasikan serta pada saat emergensi, yaitu dengan Kompresor Udara (63-GB-5001), setelah pabrik beroperasi udara diambil dari Kompresor Udara Ammonia (51-101-J) dengan tekanan 35 kg/cm2G. Udara ini masih belum kering atau murni maka dikeringkan padadryer untuk menghilangkan kandungan air dengan menggunakan Silika Alumina Gel (silicagel).

Fungsi dari udara instrument antara lain :
– Menggerakkan Pneumatic Control Valve.
– Purging diBoiler .
– Flushing di Turbin.

Fungsi dari udara pabrik antara lain :
– Flushing jaringan pipa.
– Mixing tangki kimia pengantongan urea.
– Pembakaran di Burning pit.

6. Unit Pemisahan Udara

Pada prinsipnya unit pemisahan udara (N2 dan O2) ini bekerja berdasarkan titik cairnya. Udara baku disaring melalui filter kemudian dimampatkan dengan kompresor udara sampai tekanan 41oC untuk memisahkanmoisture (kandungan air) dari udara, pendinginan dilanjutkan dalam Precooler Unit sampai temperatur 5oC. Udara yang telah mengembun dikeluarkan lewat drain separator dan dialirkan ke MS Adsorben untuk menyerap CO2 dan H2O, kemudian udara ini dialirkan ke dalam cool box. Pada cool box N2 dan O2 dipisahkan dengan tiga macam metode, yaitu :
– Metode I adalah produksi N2 gas, maksimal 300 Nm3/hr.
– Metode II adalah produksi N2 cair, maksimal 50 Nm3/hr
– Metode III adalah produksi O2 gas, maksimal 75 Nm3/hr.

7. Unit Pengukur Gas

Berfungsi untuk mengukur banyaknya gas alam yang dikonsumsi oleh pabrik, yaitu dipakai oleh pabrik utilitas (untuk menghasilkan steam dan sebagai bahan bakar generator), serta banyaknya gas alam yang dipakai oleh pabrik ammonia (untuk proses dan bahan bakar). Indikasi pengukur laju alir gas alam terdapat di lapangan dan diruang kontrol yang mengukur laju alir, tekanan, temperatur, dan densitas.

8. Unit Pengolahan Air Buangan
Untuk menghindari pencemaran terhadap lingkungan, maka buangan dari proses produksi diolah terlebih dahulu sebelum dibuang. Unit penampungan air limbah ini terdiri dari Waste Water Pond (WWP) dan Kolam Penampungan dan Pendalian Limbah (KPPL).

8.1 Kolam Air Limbah (WWP)
Kolam air limbah ini merupakan unit penampungan limbah yang berasal dari :
a. Tangki netralisasi pada unit demineralizer.
b. Tangki slurry pada unit pengolahan air.
c. Pabrik ammonia.
d. Pabrik urea.

Air limbah tersebut dinetralkan dengan menambahacid ataucaus tic sampai mencapai pH 6 sampai 8, kemudian dikirim oleh pompa transfer. Setelah pH air buangan netral, air limbah tersebut dibuang ke laut.

8.2 Kolam Penampungan dan Pengendalian Limbah
Kolam Penampungan dan Pengendalian Limbah (KPPL) mempunyai kapasitas 5.250 M3. Fungsi dari KPPL adalah untuk mengatur komposisi air limbah dan kecepatan buangannya, untuk mengurangi jumlah padatan terlarut dengan cara pengendapan dan menampung limbah (air buangan) pada saat pabrik sedang beroperasi dan melepaskan ammonia yang terlarut dalam air limbah.

Saturday, January 27, 2018

Analisis Volumetri dan jenis-jenisTitrasi

History
Kata Titrasi berasal dari bahasa Latin yaitu titalus, yang berarti inscription atau title (judul). Dalam bahasa Perancis “titre”, yang berarti tingkatan. Titrasi didefinisikan sebagai penentuan tingkat atau konsentrasi suatu larutan yang mengacu pada pH = 7 (dimana pH H2O, air murni pada kondisi standar).
Awalnya, analisis volumetri telah dilakukan sebelum pada abad 18 oleh ahli kimia dari Perancis. Pada tahun 1791, Francois Antoine Henri Descroizilles membuat burette pertama (dilihat seperti silinder). Kemudian pada tahun 1824, Joseph Louis Gay-Lussac membuat burette versi terbaru sebesar jari tangan pada standarisasi larutan indigo. Metode yang paling populer dalam analisis volumetri adalah Karl Friedrich Mohr, orang yang men-design ulang burette dengan menempatkan clamp dan pengatur dibawahnya.

Pengaturan titrasi: titran diteteskan dari burette ke dalam suatu larutan analit dalam gelas volumetric yang sebelumnya telah ditambahkan suatu indikator, selanjutnya akan terjadi perubahan warna yang permenen pada titik akhir titrasi (endpoint).
    Titrasi adalah suatu metode analisis kimia kuantitatif yang paling umum dilakukan di  laboratorium,  dimana penggunaannya untuk menentukan konsentrasi unknown dari suatu reaktan yang telah diketahui konsentrasinya. Karena proses titrasi bertujuan untuk pengukuran volume, maka disebut sebagai analisis volumetri (volumetric analysis). Suatu reagent dikatakan sebagai titran atau tritator, konsentrasinya telah diketahui (larutan standar) dan sejumlah volume yang digunakan untuk bereaksi dengan larutan analit, dimana konsentrasi analit tidak diketahui. Penggunaan burette harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan titran, hal tersebut bertujuan untuk menentukan jumlah yang eksak (tepat) diperlukan untuk bereaksi ketika titik akhir titrasi terjadi. Titik akhir titrasi adalah titik dimana titrasi telah komplit, yang sebelumnya telah ditambahkan suatu indicator. Hal ini idealnya disebut sebagai titik equivalent (titik kesetimbangan), volume titran yang ditambahkan dan mengandung sejumlah mol titran adalah untuk menghasilkan jumlah mol analit. Pada titrasi asam kuat – basa kuat, titik akhir titrasi adalah titik dimana pH reaktan adalah 7.
      Banyak metode yang digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi suatu reaksi, titrasi sering menggunakan indikator visual (dapat merubah warna campuran reaktan). Contoh paling sederhana adalah titrasi asam-basa dengan indicator pH  seperti phenolphthalein, yang mana ketika pH = 8.2 berwarna pink setelah direaksikan. Contoh yang lain adalah methyl orange, yang mana berwarna merah dalam asam dan berwarna kuning di dalam larutan basa.
Tidak semua titrasi memerlukan suatu indikator. Pada beberapa kasus, reaktan atau produk mempunyai warna yang lebih cerah dan dapat dikatakan sebagai suatu indicator. Contoh, titrasi oksidasi – reduksi menggunakan potassium permanganate (berwarna pink/purple) sebagai titran tidak memerlukan suatu indikator. Ketika titran direduksi, hal ini akan kehilangan warna setelah mencapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen mengidentifikasikan bahwa warna awalnya adalah pink telah berubah ketika larutannya dititrasi.
Persiapan sample titrasi
      Pada suatu titrasi, titran dan analit berbentuk cairan (larutan). Jika sampel bukan berbentuk cair atau larutan, maka harus dilarutkan. Jika analit mempunyai konsentrasi yang tinggi dalam sample, maka encerkan sampel tersebut.Meskipun secara manyoritas, titrasi dilakukan dalam larutan aqueous, pelarut  yang lain seperti asam asetat glasial atau etanol (dalam petrokimia) juga digunakan untuk tujuan yang lebih kusus.
    Suatu pengukuran jumlah sample dapat diletakkan dalam gelas volumetri dan selanjutnya dilarutkan atau diencerkan. Hasil secara matematis titrasi tersebut dapat dihitung secara langsung dengan jumlah yang diukur. Pada saat tertentu sample harus dilarutkan atau diencerkan sebelumnya, dan jumlah yang terukur digunakan untuk titrasi. Dalam kasus ini pelarutan atau pengenceran harus dilakukan secara akurat dengan mengetahui suatu koefisien, karena hasil secara matematis titrasi harus dikalikan dengan faktor ini.

Prosedur
Titrasi dimulai dengan memasukkan suatu reaktan ke dalam beaker glass atau Erlenmeyer flask  dengan volume yang presisi dan sejumlah kecil indikator, letakkan burret (seperti gambar 1) yang telah terisi dengan reagent (titrator). Kontrol jumlah reagent yang ditambahkan ke dalam reaktan selama proses titrasi dengan melakukan pengocokan selama proses tersebut. Saat mencapai titik akhir titrasi dengan adanya perubahan warna, kemudian lihatlah angka volume yang terpakai sampai tanda batas yang terbaca pada burette.
Konsentrasi titran diketahui, jumlah mol titran dapat dihitung dengan persamaan berikut:

Jenis-jenis titrasi
Titrasi dapat dibedakan berdasarkan jenis reaksinya, yaitu sebagai berikut:
1.    Titrasi asam – basa, titrasi ini didasarkan pada reaksi netralisasi antara analit dengan titrator asam atau basa. Dalam hal ini sering digunakan indicator pH, pH meter atau conductance meter untuk menentukan titik akhir titrasi.
2.    Titrasi redoks, didasarkan pada suatu rekasi oksidasi – reduksi antara analit dan titran. Hal ini sering menggunakan potensiometer atau indicator redoks untuk penentuan titik akhirnya.
3.    Titrasi kompleksometri, yang didasarkan pada senyawa kompleks antara analit dan titran. Sering menggunakan EDTA untuk penentuan ion logam dalam larutan.
4.    Titrasi potensial zeta, mempunyai sifat heterogen, seperti koloid. Implementasi titrasi ini salah satunya adalah dalam penentuan titik iso-elektrik pada permukaan
Pengukur titik akhir titrasi
Metode-metode yang berbeda dalam penentuan titik akhir titrasi adalah seperti berikut ini:
•    Indikator pH: suatu zat yang berubah warna yang merespon dalam reaksi kimia. Indikator asam basa (seperti: phenolphthalein) merubah warna yang dapat mempengaruhi indicator pH. Indikator redoks juga sering digunakan. Satu titik larutan indikator yang ditambahkan pada awal permulaan titrasi, ketika warna terjadi perubahan maka dikatakan sebagai titik akhir titrasi.
•    Penggunaan Potensiometer. Instrument ini mengukur potensial elektroda larutan. Dalam hal ini digunakan untuk titrasi redoks. Saat potensial dari elektroda telah konstan, maka hal itu disebut sebagai titik akhir reaksi.
•    pH meter: ini adalah suatu potensiometer yang menggunakan suatu elektroda dimana pengaruh jumlah ion H+ yang terdapat dalam larutan. Contoh : ISE (ion selective electrode).
•    Konduktansi: Konduktifitas larutan yang dipengaruhi oleh ion-ion yang ada dalam larutan tersebut. Selama proses titrasi, konduktivitas berubah secara signifikan. Contoh, selama titrasi asam-basa dimana ion H+ dan OH- dalam senyawa netral H2O. Hal ini mengubah konduktifitas larutan. Total konduktifitas larutan juga dipengaruhi oleh ion-ion lain (seperti ion-ion counter). Tidak semua ion memebrikan hasil konduktifitas, hal ini juga dipengaruhi oleh mobilitas (pergerakan) setiap ion dalam konsentrasi total (ikatan ionik).
•    Perubahan warna: pada beberapa reaksi, perubahan warna larutan tanpa menambahkan indikator. Ini sering digunakan dalam titrasi redoks, contoh: saat perbedaan oksidasi pada produk dan perbedaan warna reaktan
•    Presipitasi: Jika reaksinya membentuk suatu padatan (solit), selanjutnya presipitat terbentuk selama proses titrasi. Suatu contoh klasik adalah reaksi antara Ag+ dan Cl- membentuk garam AgCl. Hal ini pada umumnya sulit untuk menentukan titik akhir secara presisi. Sebagai hasilnya, titrasi presipitasi sering dilakukan titrasi ulang (back titrasi)
•    Titrasi isotermal kalorimeter menggunakan panas yang dihasilkan atau dikonsumsi oleh reaksi untuk menentukan titik akhir titrasi. Hal ini sangat penting dalam titrai biokimia, seperti penentuan substrat enzim.
•    Spektroskopi : dapat digunakan untuk mengukur absorbsi cahaya oleh larutan selama titrasi, jika sektrum reaktan, titran atau produk diketahui. Jumlah relatif dari produk dan reaktan dapat digunakan untuk penentuan titik akhir reaksi.
•    Amperometri dapat digunakan sebagai teknik deteksi (titrasi amperometri). Titik akhir titrasi dapat dideteksi dengan perubahan arus listrik dalam larutan. Metode ini sering digunakan ketika titran tereduksi, sebagai contoh dalam titrasi senyawa halida dengan Ag+.
•    Titrimetri Thermometri, titik akhir titrasi ditentukan dengan tingkat perubahan temperatur.
Penggunaan Umum
•    Digunakan pada proses biodiesel, yaitu proses titrasi pada penetuan keasaman sampel WVO dengan penambahan suatu basa dalam sampel yang dilakukan pengujian dengan kertas pH.
•    Titrasi pada petrokimia atau industri makanan. Contoh :
o    Jumlah asam: suatu titrasi asam basa dengan indikator warna yang digunakan untuk penentuan asan lemak bebas seperti pH asam lemak
o    Iodin : Suatu titrasi redoks dengan indikasi warna, yang mana indikasinya jumlah asam lemak jenuh.
o    Saponifikasi : yang mana titrasi balik asam basa dengan indikator warna atau metode potensiometri pada penetuan panjang rantai rata-rata dari asam lemak dalam  daging
o    Titrasi Karl Fischer meruapakan metode analisis jumlah air dalam suatu zat.


Referensi
1.     Compendium for basal practice in biochemistry, 2008 ed.. Aarhus University
2.    \ publisher=Sci-Tech Dictionary "titrand". http://www.answers.com/topic/titrand \ publisher=Sci-Tech Dictionary.
3.    Louis Rosenfeld. Four Centuries of Clinical Chemistry. CRC Press, 1999, p. 72-75.

makalah Pengembangan organisasi lengkap

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
Negara memegang peranan penting dalam mengarahkan dan mengendalikan bentuk perdebatan atau discourse yang muncul untuk mengerti peran dari negara dan memahami konsep negara. Namun, negara mempunyai arti yang luas, yaitu suatu badan yang menguasai segala pranata (administratif, politik, yuridis) yang mengatur jalur kekuasaan dan distribusi sumber daya, serta menguasai semua aparat yang mempunyai kemampuan kopersif. Walaupun negara mencakup juga pemerintah, ia tidak indentik dengan pemerintah. Pemerintah terbatas pada lembaga-lembaga yang berada dalam struktur politik tertentu dan berfungsi menjalankan pemerintah (Saptari dan Brigitte Holzner 1997: 212).
Sementara itu, sebagai seorang yang berwenang untuk melakukan pengambilan keputusan, dia harus mampu meletakkan desentralisasi dalam organisasi secara tepat. Delegasi wewenang, partisipasi masyarakat, dan pengambilan keputusan kepada tingkatan-tingkatan administratif  yang lebih rendah merupakan hal yang penting bagi masyarakat yang demokratis. Selain itu, ia pun akan selalu dihadapkan pada persoalan-persoalan bagaimana meciptakan pemerintah yang rasional sekaligus yang bertanggung jawab secara demokratis (Wahyudi Kumoroto 2011: 124-125).
Dengan demikian organisasi dapat didefinisikan sebagai hubungan yang terpolakan di antara orang-orang yang berususan dengan aktivitas-aktivitas ketergantungan yang diarahkan pada suatu tujuan tertentu. Seperti organisasi formal misalnya perusahaan, Rumah sakit, Sekolah, serikat buruh, intansi pemerintah dan sejenisnya sangat penting dalam masyarakat maju yang terspesialisasi dengan teknologi tinggi. Katz and Kahn, 1996, menjelaskan organisasi dengan model “sistem terbuka”(open system). Sistem adalah rangkaian hubungan antar komponen yang bekerja sama secara keseluruhan. Suatu organisasi biasanya memiliki satu  tujuan atau lebih yang dinyatakan secara formal. Selain itu ada juga tujuan informal, yaitu hanya dapat dibaca dalam suatu keputusan tertentu dan tindakan organisasi (Wexley dan Gary A. Yuki, 2005: 13-15).
      Pengembangan organisasi lebih dikenal dengan organization development (OD). Pengertian pokok OD adalah perubahan yang terencana (planned change). Perubahan dalam bentuk pembaruan organisasi dan modernisasi, terus menerus terjadi dan mempunyai pengaruh yang sangat dominan dalam masyarakat kini. Organisasi beserta warganya yang membentuk masyarakat modern, mau tidak mau harus beradaptasi terhadap arus perubahan ini. Perubahan- perubahan yang terjadi pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam empat katagori, yaitu perkembangan teknologi, perkembangan produk, ledakan ilmu pengetahuan dan jasa yang mengakibatkan makin singkatnya daur hidup produk, serta perubahan sosial yang mempengaruhi perilaku, gaya hidup, nilai-nilai dan harapan tiap orang. 
       Pengembangan organisasi juga merupakan bentuk usaha perubahan berencana yang dikendalikan dan dipimpin oleh top manajemen. Bertujuan untuk meningkatkan keefektifan kerja dan kesehatan organisasi. Dalam prakteknya menggunakan metode intervensi berencana terhadap proses dalam organisasi dengan memanfaatkan teori-teori perilaku. Intervensi  pengembangan organisasi dilakukan oleh manajer atau konsultan dengan sasaran individu, kelompok, dan organisasi.
Berdasarkan hal tersebut pada latar belakang di atas, maka dalam makalah ini kami mengupas sedikit mengenai masalah “Model-Model Pengembangan Organisasi”.

1.2.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang makalah di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana model pengembangan dalam perilaku organisasi
2.    Apa yang dimaksud dengan organisasi
3.    Apa yang dimaksud dengan pengembangan organisasi

1.3.    Tujuan
1.    Untuk mengatahui bentuk dan model pengembangan organisasi
2.    Untuk mendeskripsikan organisasi
3.    Untuk mengathui pengembangan organisasi dalam suatu intansi


BAB II
PEMBAHASAN DAN LANDASAN TEORITIS
2.1. Model-Model Dalam  Organisasi  
2.1.1. Model Perilaku Organisasi

    Menurut Davis dan Newtorm (1985) ada empat model dalam perilaku organisasi yang menunjukkanevlusi pemikiran dan perilaku pada bahgian manajemen dan manajer. Empat model tersebut adalah sebagai berikut  dalam (Muchlas, 2008: 33-37)
1.    Model Otokratik
Yaitu kekuatan dengan orientasi manajerial otoritas. Para karyawan pada gilirannya yang berorientasi pada sasana yang formal, ofisial, serta berdasarkan kewenangan.
2.    Model  Kastodial
Model perilaku ini berlandaskan pada sumber-sumber ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan untuk membayar pension dan bonus lainnya, yang berionetasi pad manajerial dalam bentuk uang lebih penting untuk membayar gaji atau bonus lainnya.
3.    Model Suportif
Model ini tergantung pada kualitas kepemimpinan, bukan pada kekuasaan dan uang.
4.    Model Kolegial
Model ini digunakan dalam pengembangan laboratorium riset dan lingkungan kerja sama dalamsebuah tim dann perilaku yang bertanggung jawab. 

2.1.2. Model- Model Pengembangan Organisasi
    Model- model dalam pengembangan organisasi menggunakan pendekatan sistem yang terdiri dari:
1.    Sistem sosial
menyangkut norma dan nilai yang tumbuh dalam organisasi.
2.    Sistem teknik
Menyangkut perubahan dan mencari nilai positif  dari perubahan.
3.    Sistem administrasi
Berkaitan dengan  informasi dari pemimpin ke staf/ karyawan atau sebaliknya apakah ada hambatan atau tidak.
4.    Sistem strategi
Dikaitkan dengan meningkat atau menurunnya produktivitas  sehingga akan dapat diketahui berhasil atau tidak nya tujuan organisasi.
Pembuatan model pengembangan organisasi sangat perlu untuk dapat mempermudahkan komunikasi  antara agen pembaharu dengan mereka yang ada dalam organisasi. Model ini menggambarkan suatu program pengembangan organisasi harus dimulai dari pengenalan bahwa dalam organisasi terdapat persoalan. Maka dari persoalan tersebut dilakukan analisa organisasi, yaitu untuk meneliti kembali persoalan tersebut maupun untuk mencari sebabnya.
Hasil analisa perlu di sampaikan kepada anggota organisasi dalam bentuk umpan balik, dan dapat digunakan untuk mengembangkan strategi perubahan.kemudian strategi ini dilaksanakan dalam bentuk intervensi nyata untuk dapat mengukur, menilai hasilnya.
Manfaat model pengembangan organisasi adalah sebagai berikut:
1.    Berguna untuk dapat memahami persoalan dalam sebuah organisasi
2.    Dapat memahami factor- factor yang mempengaruhitimbulnya suatu persoalan dan usaha pemecahannya
3.    Bermanfaat untuk menyusun langkah- langkah tindak dalam melakukan pengembangan organisasi.

2.2. Pengertian Organisasi
    Menurut Chester Barnerd organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas-aktivitas orang yang terkoordinasikan secara sadar atau kekuatan- kekuatan yang terdiri dari dua orang atau lebih. Organisasi dapat didefinisikan sebagai hubungan-hubungan yang terpolakan di antara orang-orang yang berususan dengan aktivtas-aktifitas ketergantungan yang diarahkan pada suatu tujuan tertentu (Wexley dan Gary A. Yuki, 2005: 13).
    Stephen p. robbins menyatakan bahwa organisasi adalah kesatuan (entity) social yang di koordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatf terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
    Sebuah organisasi dapat terbentuk dikarenakan dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perujudan eksistensi sekelompok orang terhadap masyarakat. 

2.3. Pengembangan Organisasi

    Pengertian pokok pengembangan organisasi adalah perubahan yang terencana (planned change). Perubahan , dalam bentuk pembaruan organisasi dan pengembangan organisasi ernisasi, terus menerus terjadi dan mempunyai pengaruh yang sangat dominan dalam masyarakat kini. Perubahan perubahan yang terjadi pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam empat katagori , yaitu perkembangan teknologi, perkembangan pengembangan organisasiuk, ledakan ilmu pengetahuan dan jasa yang mengakibatkan makin singkatnya daur hidup para pengembangan organisasi, serta perubahan sosial yang mempengaruhi perilaku, gaya hidup, nila nila dan harapan tiap orang (https://kahfiehudson. wordpress. com/.../pengembangan...di akses pada tanggal  16-11-2015).
    Dengan kata lain penerapan pengembangan organisasi dalam organisasi dilakukan dengan bantuan konsultan ahli, sistemis ,harus didukung oleh pimpinan serta luas aplikasinya. Berdasarkan hal tersebut maka praktik pengembangan organisasi didasarkan pada beberapa asumsi penting yakni :
1.    faktor dalam organisasi yang menghambat perkembangan dan menghalangi orang untuk berkontribusi demi tercapainya sasaran organisasi.
2.    Manusia sebagai anggota dan pemimpin kelompok
3.    Manusia sebagai wadah organisasi. Hubungan antar kelompok – kelompok dalam organisasi menentukan efektivitas masing masing kelompok tersebut.
Karakteristik dalam pengembangan organisasi diantaranya adalah:
1.    Keputusan penuh dengan pertimbangan.
2.    Diterapkan pada semua subsistem manusia baik induvidu maupun kelompok dan organisasi.
3.    Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi.
4.    Kolaborasi.
5.    Teori sebagai alat analisis.


BAB III
PENUTUP
3.1.    Kesimpulan
Menurut Chester Barnerd organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas-aktivitas orang yang terkoordinasikan secara sadar atau kekuatan- kekuatan yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Menurut Davis dan Newtorm (1985) ada empat model dalam perilaku organisasi yang menunjuk kanvelusi pemikiran dan perilaku pada bahagian manajemen dan manajer,yaitu:1. Model otokratik, 2. Model kastodial, 3. Model suportif, 4. Model kolegial.
    Model- model dalam pengembangan organisasi menggunakan pendekatan sistem yang terdiri dari:
1.    Sistem sosial
menyangkut norma dan nilai yang tumbuh dalam organisasi.
2.    Sistem teknik
Menyangkut perubahan dan mencari nilai positif  dari perubahan.
3.    Sistem administrasi
Berkaitan dengan  informasi dari pemimpin ke staf/ karyawan atau sebaliknya apakah ada hambatan atau tidak.
4.    Sistem strategi
Dikaitkan dengan meningkat atau menurunnya produktivitas  sehingga akan dapat diketahui berhasil atau tidak nya tujuan organisasi.

3.2. Kritikan dan Saran
    Berdasarkan pembahasan-pembahasan dalam makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki karena terbatasnya ilmu pengatahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca. Dengan demikian, penulis juga mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri. Dan apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini diharapkan bisa memaklumi serta bisa memberikan saran dan kritikan untuk memperbaiki kedepannya.














DAFTAR PUSTAKA
Muchlas, Makmuri, 2008. Perilaku Organisasi.  Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Saptari,  Ratna dan Brigitte Holzner, 1997. Perempuan Kerja dan Perubahan Sosial Sebuah Pengantar Studi Perempuan, Jakarta: PT Anem
Kumoroto, Wahyudi, 2011. Etika Administrasi Negara Jakarta: PT Raja Grafindo  Persada
Wexley, N Kenneth, Ph. D, dan Gary A. Yuki, 2005. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia Jakarta: PT Rineka Cipta
https://kahfiehudson. wordpress. com/.../pengembangan...di akses pada tanggal  16-11-2015
https://suud83.wordpress.com/.../pengembangan-orga...di akses pada tanggal 15 November 2015









Makalah Lengkap Tindakan Pemerintah

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
  
Pemerintah dapat diartikan  sebagai sekelompok orang yang bertangung jawab atas pengunaan kekuasaan/exercising power (the international Encyclopedia of Social Science, 1847). Aktivitas pemerintah dalam upaya memelihara  kedamaian dan keamanan Negara kemudian menjadi kewenangan utama, baik secara internal maupun eksternal. Dalam keadaaan demikain, Max Weber menyimpulkan bahwa pemerintah secara eksklusif berhak menggunakan kekuatan fisik untuk memaksakan aturan-aturannya dalam sesuatu wilayah tertentu. Dalam keseluruhan  sistem tersebut, pemerintah menurut Apter merupakan satuan yang paling umum untuk melakukan tanggung jawab tertentu guna mempertahankan sistem serta melakukan monopoli praktis lewat kekuasaan secara paksa (Muhadam Labolo 2006: 16-17).
    Pemerintah dapat dilihat pada dua sudut, yaitu pemerintahan dalam arti fungsi yaitu kegiatan yang mencakup aktifitas pemerintah. Dan kedua, dalam arti organisasi yaitu kumpulan dari kesatuan-kesatuan pemerintah. Kemudian Bagir Manan menguraikan pemerintah dan pemerintah dalam arti  administrasi, serta kewenangan administrasi. Menurutnya  pemerintah dalam arti luas, mencakup semua alat kelenngkapan Negara, yang pada pokoknya terdiri dari cabang- cabang kekuasaan eksekutif, yudikatif dan yudisial atau alat – alat kelengkapan Negara lain yang bertindak untuk dan atas nama Negara. Tindakan badan eksekutif atau yudikatif dianggap sebagai tindakan Negara. Secara keseluruhan, fungsi pemerintahan terdiri dari berbagai macam tindakan pemerintah, seperti keputusan-keputusan, ketetapan-ketetapan yang bersifat umum dan tindakan nyata ( Dr. H. A. Muin Fahmal 2006: 26-27).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas peran pemerintah dalam tata usaha. Peran pemerintah dalam tata usaha sangat penting dalam melaksanakan pemerintah dalam hukum administrasi Negara. Adapun tindakan tersebut akan dibahas dalam makalah ini.

1.2. Rumusan Masalah

1.    Apa arti tindakan pemerintah ?
2.    Macam-macam tindakan pemerintah?
3.    Cara-cara pelaksanaan tindakan pemerintah ?
4.    Penentuan tugas dan kewenangan dalam perundang-undang?

I.3. Tujuan
1.    Untuk mengatahui tindakan pemeritah
2.    Untuk mentahui dan menganalisis macam-macam tindakan pemerintah
3.    Ussntuk mengatahui cara-cara pelaksanaan tindakan pemerintah
4.    Untuk mendeskripsikan kewenangan pemerintah dalam undang-undang









BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Arti tindakan pemerintah
    Delegasi wewenang, partisipasi masyarakat, dan pengambilan keputusan kepada tingkatan-tingkatan administratif yang lebih rendah merupakan hal yang penting bagi masyarakat yang demokratis. Selain itu, ia pun akan selalu dihadapkan pada persoalan-persoalan bagaimana meciptakan pemerintah yang rasional sekaligus yang bertanggung jawab secara demokratis. Pemerintah harus rasional dalam arti bahwa ada masalah-masalah yang memang harus dipecahkan secara lugas, teknis dan propesional (Wahyudi Kumoroto 2011: 124-125).
      Pengertian pemerintahan dibedakan menjadi dua, yaitu, pertama, pemerintahan dalam arti luas, yaitu pemerintahan yang terdiri dari tiga kekuasaan yang masing-masing terpisah satu sama lain. ketiga kekuasaan itu adalah : kekuasaan legislative, kekuasaan eksekutif dan kekuasaan yudikatif, pemerintahan kekuasaan itu berdasarkan teori trias politica dari Montesquieu. kedua, pemerintahan dalam arti sempit ialah badan pelaksana kegiatan eksekutif saja tidak termasuk badan kepolisian, peradilan dan badan perundang-undangan. pemerintahan dalam arti sempit itu dapat disebut dengan istilah lain, yaitu ”administrasi negara”. pemerintah adalah subjek hukum, sebagai pendukung hak dan kewajiban (http://lengkas.blogspot.co.id/2011/10/tindakan-pemerintahan-dalam-negara.html Di akses pada tanggal 7 N0vember 2015).
     Premis yang mendasarinya ialah bahwa setiap hubungan sosial akan mempunyai konsekuensi tertentu dalam hal legitimasi.  Betapapun  dalam kenyataan kita melihat bahwa seorang administrator atau birokrat tidak akan bisa menhindari tindakan-tindakan politis. Aktivitas politis dari birokrat tampak dari adanya keluasaan bertindak (diskresi) administratif yang dimilikinya. Diskresi administratif adalah segala aktivitas untuk mengemukakan saran, melapor, menjawab, mengambil inisiatif, menyampaikan info, menferivikasi, memperingatkan, mengadukan, menolak, dan merundingkan sesuatu yang berpengaruh terhadap lembaga-lembaga publik  (Wahyudi Kumoroto 2011: 120-121).
     Dalam melakukan aktifitasnya, pemerintah melakukan dua macam tindakan, tindakan biasa (feitelijkehandelingen) dan tindakan hukum (rechtshandeli-ngen). Dalam kajian hukum, yang terpenting untuk dikemukakan adalah tindakan dalam katagori kedua, rechtshandelingen. tindakan hukum pemerintahan adalah tindakan yang dilakukan oleh badan atau pejabat tata usaha negara dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan. tindakan pemerintahan memiliki beberapa unsur yaitu sebagai berikut :
1.    perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintah dalam kedudukannya sebagai penguasa maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan (bestuurs-organen) dengan prakarsa dan tanggung jawab sendiri;
2.    perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan;
3.    perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat hukum di bidang hukum administrasi;
4.    perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan kepentingan negara dan rakyat (http://lengkas.blogspot.co.id/2011/10/tindakan-pemerintahan-dalam-negara.html).

2.2. Macam- Tindakan Pemerintah
Dalam melaksanakan tugas dan menyelenggarakan kepentingan  umum, pemerintah banyak melakukan kegiatan atau perbuatan-perbuatan. Keaktivitas atau pembuatan itu pada garis besarnya dibedakan ke dalam dua gologan, yaitu:
1. Rechtshandelingen (golongan perbuatan hukum)
2. Feitelijke handelingen (golongan yang bukan perbuatan hukum)
Dari kedua golongan perbuatan tersebut yang penting bagi hukum administrasi negara adalah golongan perbuatan hukum (hechts handelingen), sebab perbuatan tersebut langsung menimbulkan akibat hukum tertentu bagi hukum administrasi Negara, oleh karena perbuatan hukum ini membawa akibat pada hubungan hukum  atau keadaan hukum yang ada, maka perbuatan tersebut tidak boleh mengandung cacat, seperti kehilafan (dwaling), penipuan (bedrog), paksaan (dwang) (http://datarental.blogspot.co.id/2008/04/perbuatan-pemerintah.html Di akses pada tanggal 7-11-2013 ).
Secara keseluruhan, fungsi pemerintahan terdiri atas berbagai macam tindakan pemerintah, seperti keputusan-keputusan, ketetapan-ketetapan yang bersifat umum, tindakan hukum dan tindakan nyata. Netherlands Bestuursrecht (1987), menguraikan empat macam bentuk penguasa yaitu:
1.    Pemelihara ketertiban, pemeliharaan ketertiban pada tingkat pertama adalah pengawasan supaya dapat terlaksana secara teratur.
2.    Pengelolaan keuangan, melalui pajak, punggutan-pungutan lain, pendapatan sendiri.
3.    Tuan tanah. Sejak dulu, pihak penguasa merupakan tuan tanah.
4.    Pengusaha,beberapa  kegiatan dalam pemerintah hanya dapat dilaksanakan oleh pihak penguasa mengingat sifatnya atau karena diharuskan sesuai dengan undang-undang ( Dr. H. A. Muin Fahmal 2006:29-30).

2.3. Cara-cara Pelaksanaan Tindakan Pemerintah
Pentingnya filsafat  pemerintahan terletak pada kenyataan bahwa pemerintah merupakan kekuatan dunia yang paling menentukan hidup matinya seorang manusia dan selamat atau hancurnya dunia.  Kuntjoro dalam Taliziduhu Ndraha mendefinisikan pemerintah sebagai sebuah lembaga, dan fungsi lembaga itulah disebut pemerintahan. Kybernology  sebaliknya mengunakan pendekatan empirik, pemerintahan didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau proses, yaitu proses penyediaan dan distribusi layanan publik yang tidak diprivatisasikan dan layanan civil kepada setiap orang pada saat dibutuhkan (Taliziduhu Ndraha 2011: 387-428).
Freies Ermessen merupakan konsekuensi logis dari konsepsi welfare state, akan tetapi dalam kerangka negara hukum, Freies Ermessen ini tidak dapat digunakan tanpa batas. Atas dasar itu, Sjachran Basah mengemukakan unsur-unsur freies ermessen dalam suatu negara hukum yaitu sebagai berikut :
1.    ditujukan untuk menjalankan tugas-tugas servis publik;
2.     merupakan sikap tindak yang aktif dari administrasi negara;
3.    sikap tindak itu dimungkinkan oleh hukum;
4.    sikap tindak itu diambil atas inisiatif sendiri;
5.    sikap tindak itu dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan penting yang timbul secara tiba-tiba;
6.    sikap tindak itu dapat dipertanggung jawab baik secara moral kepada tuhan yang maha esa maupun secara hukum (http://lengkas.blogspot.co.id/2011/10/tindakan-pemerintahan-dalam-negara.html Di akses pada tanggal 7 N0vember 2015).

2.4.  Penentuan tugas dan kewenangan dalam perundang-undang
Negara memegang peranan penting dalam mengarahkan dan mengendalikan bentuk perdebatan atau discourse yang muncul untuk mengerti peran dari negara dan memahami konsep negara. Namun, negara mempunyai arti yang luas, yaitu suatu badan yang menguasai segala pranata (administratif, politik, yuridis) yang mengatur jalur kekuasaan dan distribusi sumber daya, serta menguasai semua aparat yang mempunyai kemampuan kopersif. Walaupun negara mencakup juga pemerintah, ia tidak indentik dengan pemerintah. Pemerintah terbatas pada lembaga-lembaga yang berada dalam struktur politik tertentu dan berfungsi menjalankan pemerintah (Ratna Saptari dan Brigitte Holzner 1997: 212).
Kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah bersumber pada tiga hal, atribusi, delegasi, dan mandat. atribusi ialah pemberian kewenangan oleh pembuat undang-undang sendiri kepada suatu organ pemerintahan baik yang sudah ada maupun yang baru sekali. Menurut Indroharto , legislator yang kompeten untuk memberikan atribusi wewenang itu dibedakan antara: yang berkedudukan sebagai original legislator di negara kita di tingkat pusat adalah MPR sebagai pembentuk konstitusi (konstituante) dan DPR bersama-sama pemerintah sebagai yang melahirkan suatu undang-undang, dan di tingkat daerah adalah DPRD dan pemerintah daerah yang melahirkan peraturan daerah.



BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1.    arti dari tindakan pemerintahan yaitu pemeliharaan kepentingan Negara dan rakyat secara spontan dan tersendiri oleh penguasa tinggi dan rendah.
2.    Tugas yang menyelenggarakan kepentingan  umum, pemerintah banyak melakukan kegiatan atau perbuatan-perbuatan. Keaktivitasan atau pembuatan dalam tindakan pemerintahan yaitu pada garis besarnya dibedakan ke dalam dua gologan, yaitu:
1.    Rechtshandelingen (golongan perbuatan hukum)
2.    Feitelijke handelingen (golongan yang bukan perbuatan hukum)

3.2. Kritikan dan Saran
    Berdasarkan pembahasan-pembahasan dalam makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki karena terbatasnya ilmu pengatahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca. Dengan demikian, penulis juga mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri. Dan apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini diharapkan bisa memaklumi serta bisa memberikan saran dan kritikan untuk memperbaiki kedepannya.






DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Fahmal, A. Muin SH., MH, 2006. Peran Ilmu Pemerintahan Yang Layak   Dalam Mewujudkan Pemerintahan Yang Bersih Yogyakarta UII Press.
 Labolo, Muhadam 2006. Memahami  Ilmu Pemerintahan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kumoroto, Wahyudi, 2011. Etika Administrasi Negara Jakarta: PT Raja Grafindo  Persada
Saptari,  Ratna dan Brigitte Holzner, 1997. Perempuan Kerja dan Perubahan Sosial Sebuah Pengantar Studi Perempuan, Jakarta: PT Anem
Ndraha, Taliziduhu, 2011. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru) Jilid 2. Jakarta: Rineka Cipta

  





Makalah lengkap NARKOBA DARI SUDUT PANDANG KESEHATAN PSIKOLOG DAN AGAMA ISLAM

KATA PENGANTAR

          Puji syukur kehazirat tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana  semoga makalah ini dapat di pergunakan sebagai satu acuan  petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
        Harapan kami semoga makalah ini membantu menanbah pengetahuan dan pengalman bagi pembaca. Sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehinga kedpannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada pembaca memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


Lhokweng 02 Maret 2015



Penyusun






PENDAHULUAN

Narkoba adalah suatu benda yang dapat memabukkan dan menghilangkan akal sehat, baik berupa cair, padat, dan serbuk.
Ganja adalah haram , baik orang yang merasakan itu mabuk atau tidak. Ganja dapat merusak fikiran dan membuka pintu syahwat serta hilangnya perasaan cemburu. Semua barang yang haram dapat mengganggu jiwa seperti Arak, dan sebagainnya ikenakan HAD.
Hawa nafsu adalah segala kegiatan dan harapan yang muncul dari jiwa seseorang, bagian yang tidak tampak pada tubuh/jasmani, yang mampu mempengaruhi tindakan/ sikap (prilaku) seseorang dalam kehidupan sehari-hari




BAB I
PEMBAHASAN
NARKOBA (NAZA)

   
Dari tahun ke tahun jumlah penyalahgunaan narkoba (naza) semakin bertambah dan sangat memprihatinkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Menurut data dari UNDCP (United Nations Droug Control Program). Tahun 2001 saja lebih dari 2000 juta orang seluruh dunia telah menyalahgunakan narkoba (naza), yang hampir 70% nya adalah para remaja dan pemuda (usia 15 s/d 40 tahun) dan data ini semakin hari semakin bertambah, setiap tahunnya mencapai antara 10-20%.
Kesengsaraan yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba (naza) tidaklah dapat dihitung, pemakain narkoba dalam masyarakat yang menyebabkan hilangnya harta benda,meningkatkan biaya kesehatan,terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, meningkatkan tindakan kriminalitas dan hancurnya sebuah tatanan masyarakat yang beradap dan berbudaya, yang pada akhirnya hidup seperti di dalam hutan rimba, belum lagi akibat fatal yang ditimbulkan narkoba terjadinya kematian akibat overdoasis
     Salah satu penyebab dan alasan semakin meningkatnya penyalahgunaan narkoba (naza) dikangan anak-anak, remaja dan pemuda adalah kurangnya pendidikan dasar tentang bahaya nsrkoba. Dan ternyata 95% korban adalah diawali oleh merokok. Hasil penelitian (Fakta dilapangan) bahwa banyak sekali pengetahuan anak-anak dibentuk dari apa yang diajarkan dan dipraktekkan kepada mareka pertamakalinya dalam keluarga, seperti merokok, yang kemudian menjadi sebuah kebuasaan dalam lingkungan masyarakat.sehingga sangat mudah sekali terjerumus untuk mencoba narkoba yang pada akhirnya menjadi pecandu narkoba.
a)    Pengertian Narkoba (Naza)
Narkoba (naza) adalah zat yang apabila digunakan dengan cara diminum, dihirup, dihisap, disuntik dan sebagainya. Maka akan memberi pengaruh (positif kecil dan negatif yang amat besar) pada jasmani dan rohani pemakainya. Pengaruh negatif berat yan ditimbulkan secara umum adalah mabuk (efek adiktif).
NARKOBA adalah NAR = Narkotika, KO = Alkohol, BA = Obat-obat terlarang, NAZA adalah N = Narkotika, A = Alkohol, ZA = Zat Aditif
Narkotika atau obat bius (Narcotic) adalah semua bahan yang mempunyai efek pada umumnya bersifat :
1.    Membius (menurunkan kesadaran)
2.    Merangsang (meningkatkan semangat kegiatan/ aktifitas)
3.    Kecanduan (ketagihan, ketergantungan, mengikat, dependensi)
4.    Menimbulkan daya berkhayal (halusinasi)
5.    Abnormal secara mental (psikologi)

b)    Bahaya Penyalahgunaan Narkoba (Naza)
Pemakaian obat-obatan tanpa petunjuk dokter (medis) atau apotekes merupakan penyalahgunaan, seorang pengguna obat tidak akan dapat hidup secara normal, ia bertingkah laku aneh dan menciptakan ketergantungan fisik dan psikologi (mental) pada tingkat yag berbeda-beda, dan bila ia telah kecanduan, hidup akan seperti di neraka, karena ketergantungan fisik menyebabkan timbulnya rasa sakit, bila ada usaha untuk mengurangi pemakaian atau jika pemakaiannya dihentikan.
Ketergantungan secara psikologi (mental) menimbulkan tingkah laku aneh yang kompulsif untuk memperoleh obat-obatan tersebut. Keadaan ini semakin memburuk manakala tubuh si pemakai menjadi kebal dengan narkoba. Sehingga kebutuhan tubuh kepada narkoba semakin meninggkat untuk dapat sampa pada efek yang sama tingginya. Dosis yang tinggi dan pemakaian yang sering diperlukan untuk menenangkan keinginan yang besar dan hal ini dapat menyebabkan kematian

c)    Mengenal Berbagai Jenis Narkoba (Naza)
-    Cannabis (ganja)
Cannabis (ganja) menimbulkan ketergantungan mental yang diikuti oleh kecanduan fisik dalam jangka waktu yang sama. Ganja mengandung zat kimia () yang mempengaruhi perasaan, penglihatan, dan pendengaran.
Efek yang ditimbulkan oleh ganja adalah : hilangnya konsentrasi, peningkatan denyut jantung, kehilangan keseimbangan dan koordinasi tubuh, rasa gelisah dan panik, depresi, kebingungan dan halusinasi.
-    Ice
Ice adalah julukan untuk methamphetamine, ice berwujud kristal dan tidak berbau serta tidak berwarna, karena itu ia diberi nama Ice. Ice memiliki efek yang sangat kuat pada jaringan saraf dan pengguna ice akan tergantung secara mental pada obat ini dan pemakaian yang lama dapat menyebabkan peradangan pada otot hati atau bahkan kemtian. Ice juga dikenal dengan istilah shabu-shabu, kristal, ubas SS, mecin dll.
-    Alkohol
Alkohol adalah cairan putih yang mudah menguap dan terbakar, sekelompok besar molekul organik yang memiliki gugus (O-H) yang melekat pada atom karbon yang jenuh. Etil alkohol juga disebut ethanol yang digunakan dalam minuman. Sementara khamar adalah sejenis inuman keras yang memabukkan, bahan dasarnya anggur yang diperas dan alkohol, kemudian di campur dengan berbagai jenis bahan kimia lainnya dengan kadar yang berbeda-beda.
Efek dari pemakaiannnya adalah mudah tersinggung (emosi), gangguan konsentrasi dan koordinasi pikiran, pusing, tersa bergoyang, halusinasi, rangsangan seksualitas yang tidak terkendali.
-    Tembakau (Rokok)
Tembakau (rokok) terbuat dari komposisi nikotin, nikotilin, tar, distilasi, asam arang, asam broksida, kolidin, amonium karbonat, unsur kayu (cellulose), asam kapur, fospat, asam besi, karbon monoksida, nitrogen oksida, ammonia, phenol, unsur timah (lead), unsur alumnium, arsenic, formin asid, acrolien, hydrogen cyanide, nitous oxide, formaldehyde, sakratin, acetol, hydrogen sulfide, pyridine, methyl choride, methanol, zat kimia aktif, sejenis racun serangga dan berbagai jenis unsur lainnya.
Tmbakau (rokok) pintu pertama yang akan menjerumuskan ke narkotika (naza), dan merupakan pembunuh nomor tiga di dunia seteah jantung kroner dan kanker.



BAB II
HAWA NAFSU

      Hawa nafsu adalah segala bentuk kegiatan dan harapan yang muncul dari jiwa seseorang, bagian yang tidak tampak pada tubuh/jasmani yang mampu mempengaruhi tindakan/sikap (prilaku) seseorang dalam kehdupan sehari-hari
Nafsu itu ada tiga macam yaitu :
1.    Nafsu Amarah
Nafsu amarah adalah nafsu yang selalu mendorong untuk berbut jahat/ maksiat, melampiaskan syahwat dan menentang ajaran (syari’at) dinul Islam.Sebagaimana firman ALLAH Q.S : Yusuf, 53
“aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) nafsu, karena sesungguhnya kecendrungan nafsu amarah itu selalu mendorong kepada perbuatan dosa (kejahatan), kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh tuhan-ku, sesungguhnya tuhan-ku maha pengampun lagi maha penyayang”. (Q.S : Yusuf, 53)
2.    Nafsu Lawwamah
Nafsu lawwamah adalah sebuah keinginan yang terkadang cendrung mengikuti jalan kebaikan da terkadang pula mengikuti kejahatan, jika sedang dalam jalan kejahatan ia akan menyesali dirinya sendiri, namun kalau sedang nerbuat baik ia menyesali mengapa tidak banyak ia berbuat baik, ALLAH SWT berfirman :
“dan aku bersumpah dengan jiwa yang menyesali (dirinya sendiri)” (Al Qiyamah, 2)
3.    Nafsu Muthma’innah
Nafsu muthma’innah adalah nafsu yang senang/ tentram dan dapat memperhatikan diri dari segala kejahatan karena ia selalu menghubungkan/ mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berfirman ALLAH SWT,
“wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada tuhan-Mu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya”. (Al Fajr : 27-28).
KESIMPULAN

Narkoba adalah zat yang paling berbahaya dan bisa digunakan dengan cara diminum, dihirup, dihisap, disuntik dan sebagainnya, maka akan memberi pengaruh (positif kecil dan negatif yang amat besar) pada jasmani dan rohani pemakainya. Pengaruh negatif berat yang ditimbulkan secara umum adalah mabuk (efek aditif).Setiap yang memabukkan adalah khamar,dan setiap khamar adalah haram dan khamar itu adalah sesuatu yang mengacaukan akal.
Wahai orang-orangyang beriman, sesungguhnya minuman keras (khamar), berjudi, berkurban untuk berhala, mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan syaitan, maka jauhilah (perbuatan) itu agar kamu beruntung. Sesunggyhnya syaitan bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu dengan khamar dan judi, dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan shalat, maka tidakkah kamu mau berhenti.



DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyulu, Penyuluhan Narkoba di Sekolah Tingkat SLTP dan SLTA Sederajat Dalam Wilayah Kabupaten Aceh Utara Dari Sudut Pandang Kesehatan,Psikolog dan Agama Islam. Tim Penyuluh, Tahun 2009.

Wednesday, January 24, 2018

Paper Pemecahan dan Penghaluasan

  
Pengecilan ukuran merupakan salah satu dari satuan operasi dimana bahan hasil pertanian dikecilkan ukurannya dengan mengaplikasikan gaya tumbu, gaya gese, dan gaya tekan. Tujuan dari pengecilan ukuran adalah memperluas permukaan bahan hasil pertanian agar proses penanganan selanjutnya dapat berlangsung efektif.


PRINSIP KOMINUSI
Kriteria kominusi
Pemecahan atau penggilingan harus mempunyai:
    Mempunyai kapasitas yang besar
    Kebutuhan energi yang kecil per unit produk
    Menghasilkan ukuran tertentu sesuai dengan yang diinginkan.

Karakteristik hasil-hasil kominusi
    Produk yang dihasilkan selalu dalam bentuk campuran partikel-partikel. Rasio diameter partikel terkecil dan terbesar dari hasil kominusi berkisar antara 104. Oleh karena besarnya variasi dalam ukuran masing-masing partikel hubungan yamg mungkin memadai untuk partikel berukuran seragam harus dimodifikasi bila kita terapkan untuk dampuran seperti itu.
Performansi dari mesin pengecil ukuran ditinjau dari kapasitas, daya yang diperlukan per satuan bahan yang dikecilkan, ukuran dan bentuk bahan sebelum dan sesudah dikecilkan.Secara teoritis, untuk memudahkan perhitungan, maka bahan hasil pertanian dianggap memiliki bentuk geometris tertentu, diantaranya bentuk kubus, bulat, atau bentuk geometris lainnya. Tujuan lain mempelajari sifat fisik bahan adalah memudahkan dalam proses pengecilan ukuran.
Setelah  mengalami  pengecilan  ukuran,  partikel  yang  dihasilkan  dapat dibagi kedalam tiga tingkatan ukuran, yaitu :
    Partikel ukuran kasar
Partikel bahan hasil pengecilan ukuran dapat diukur dengan mudah dan mudah dilihat dengan mata telanjang.Tingkatan ukuran partikel ini lebih dari 1/8 inchi.Contohnya : potongan buah kaleng
    Partikel ukuran saringan/ayakan
Partikel bahan hasil pengecilan ukuran berukuran 0,125 sampai 0,0029 inchi dapat dikatakan sebagai bahan pangan ini berukuran saringan/ayakan. Contohnya gula pasir.
    Partikel ukuran mikroskopis
Partikel dikatakan berukuran mikroskopis jika partikel tersebut berukuran lebih kecil dari 0,0029 inchi. Misal debu, tepung, dan lain-lain.
Metode yang paling mudah digunakan dalam pembagian ukuran partikel adalah metoda ayakan. Ayakan yang digunakan adalah ayakan Tyler dan diadopsikan oleh U.S.Bureau of Standards. Ukuran ayakan dikenal dengan istilah mesh yaitu jumlah lubang ayakan dalam satu inchi persegi.

Kebutuhan energi
    Selama comminution berlangsung partikel-partikel dalam umpan  mengalami distorsi dan kemudian regangan. Kerja yang diperlukan untuk merenggang partikel disimpan sementara dalam partikel.
    Oleh karena itu satuan luas zat padat mempunyai sejumlah energi tertentu, pembentukan permukaan baru memerlukan energi yang didapat dari pembebasan energi tegangan pada waktu partikel itu pecah. Sesuai dengan kekuatan energi semua energi tegangan yang lebih besar dari energi permukaan  yang baru terbentuk harus muncul sebagai kalor.

Efisiensi pemecahan
    Rasio energi permukaan yang baru terbentuk terhadap energi yang diserap oleh zat padat itu disebut efisiensi pemecahan.
Energi yang diserap per satuan massa adalah:
 W_n  = (e_s (A_wb- A_wa))/η_c
Energi permukaan yang terbentuk pada waktu pemecahan itu kecil saja di bandingkan dengan total energi mekanik yang tersimpan  di dalam bahan itu pada waktu rengkahnya dan kebanyakan dari energi mekanik itu menjadi kalor.

Peralatan pemecahan dan penghalus
Metoda-metoda pengecilan ukuran berbeda-beda dikelompokkan berdasarkan ukuran partikel yang dihasilkan, diantaranya Penyincangan, pemotongan, pengirisan, dan pemotongan kubus.
    Mesin pemecah
    Jaw crusher
    Gyratory crusher
    Crushing rolls
    Mesin giling
    Hummer mill, impactor
    Rolling compression mill
    Attrition mill
    Tumbling mill
    Mesin giling ultrahalus
    Mesin potong

Secara umum, terdapat lima peralatan yang digunakan untuk bahan berserat, yaitu:
    Peralatan pengiris (slicing)
Peralatan pengiris terdiri atas mata pisau yang berputar yang berfungsi untuk mengiris bahan yang lewat di bawahnya.Contoh penggunaan peralatan ini adalah  pada  pengirisan  daging.Daging  diletakkan  di  atas  suatu  conveyor, kemudian dihantarkanuntuk diiris berlawanan arah terhadap mata pisau. Peralatan pengkubus/pendadu (dicing) Prinsip kerjanya, pertama-tama bahan diiris kemudian dipotong sehingga berbentuk kubus atau dadu dengan menggunakan mata pisau yang berputar.Potongan yang telah dihasilkan diumpankan kembali pada pisau berputar bagian kedua yang beroperasi pada bagian sebelah kanan sudut dari pisau yang pertama sehingga memotong bahan menjadi berbentuk kubus.
    Peralatan penyerpih (flaking)
Peralatan ini cocok untuk ikan, kacang-kacangan atau daging.Potongan dapat berbentuk pipih, diatur berdasarkan penyesuaian bentuk mata pisau dan jarak potong.
    Peralatan pencabik (sredding)
Bila memperhatikan bentuk potongan daging yang terdapat pada kemasan mie instant, awalnya bentuk ini dihasilkan dari peralatan yang dimodifikasikan dengan alat penumbuk berbentuk palu.Bagian kedua dari alat ini disebut juga dengan disintegrator.Disintegrator terdapat dua piringan yang masing-masing memiliki mata pisau. Dua piringan ini saling berputar berlawanan arah dan bahan hasil pertanian yang diumpankan akan terpotong berdasarkan gaya geser dan gaya potong.
    Peralatan pengekstrak
Peralatan ini digunakan untuk mengekstrak buah dan sayur serta melumatkan daging, buah, dan sayur. Cara kerjanya nerupakan kombinasi antara gaya kompresi dan gaya geser.

Pengecilan Ukuran Zat padat
Terdapat tiga tipe gaya yang biasa diterapkan untuk mengecilkan ukuran bahan hasil pertanian, yaitu :
    Gaya tekan
    Gaya tumbuk
    Gaya geser
Ketika semua gaya bekerja pada sebuah bahan, maka akan menghasilkan regangan internal yang menyebabkan perubahan bentuk jaringan di dalam bahan. Pada beberapa kejadian, regangan tidak melebihi dari suatu batasan kritis tertentu yang dinamai batas tegangan elastis (E). Apabila tegangan pada bahan tersebut dilepas,  jaringan  tersebut  akan  kembali  pada  bentuk  semula  dan  melepaskan energi yang terkandung dalam bentuk energi panas. Apabila ditelaah lebih jauh lagi, hanya 1 % energi digunakan untuk pengecilan ukuran. Bagaimanapun, ketika bahan hasil pertanian diregangkan diatas batas tegangan elastis, maka bahan hasil pertanian tersebut akan mengalami perubahan bentuk secara permanen.
Modulus Kehalusan (Fineness Modulus)
Sistem klasifikasi ini ditetapkan oleh D. A. Abrams untuk beton tetapi dapat pula digunakan untuk penentuan performansi alat penggiling biji-bijian (Henderson, 1961). Modulus kehalusan diartikan sebagai jumlah berat bahan yang tertahan  disetiap  ayakan  dibagi  dengan  100.  Setelah diketahui nilai modulus kehalusannya maka diameter bahan dapat dicari dengan menggunakan rumus :
D = 0,0041 (2)FM


Pengecilan Ukuran Bahan
    Ball Mill
Tipe ini terdiri dari silinder baja horizontal yang setengah bagiannya terisi bola-bola baja berdiameter 2,5-1,5 cm. pada kecepatan rendah atau ketika bola- bola kecil digunakan maka gaya geser mendominasi. Sedangkan ketika bola-bola yang berukuran lebih besar digunakan atau pada kecepatan yang lebih tinggi maka gaya tumbuk lebih mendominasi.
     Disc Mill
Terdapat dua desain, yaitu :
Penggiling bercakram tunggal, bahan hasil pertanian melewati antara penutup   statis   dan   sebuah   piringan   beralur   yang   berputar   dengan kecepatan tinggi.
Penggiling bercakram ganda, dimana dua cakram ini berputar pada arah yang berlawanan. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan gaya geser yang lebih besar. Pin dan penggiling bercakram.
     Hammer Mill
Suatu silinder horisontal dilapisi dengan suatu pelat baja.Di dalamnya terpasang baling-baling yang dilengkapi dengan palu. Pada pengoperasiannya, bahan hasil pertanian yang terdapat pada plat baja dihancurkan oleh gaya tumbuk yang berasal dari tumbukan palu.
     Roller Mill
Dua atau lebih rol baja berputar berlawanan arah sehingga produk terjepit dan akan tergiling saat melewati celah rol. Secara umum gaya yang berperan adalah gaya kompresi atau gaya tekan akan tetapi bila salah satu rol berputar pada kecepatan yang berbeda maka disamping gaya tekan juga terdapat gaya geser. Ukuran partikel yang dikecilkan tergantung pada jarak antar rol.

Pengaruh Pengecilan Ukuran pada Bahan
Pengecilan ukuran merupakan proses lanjutan yang memungkinkan untuk mengendalikan sifat-sifat bahan dan meningkatkan efisiensi pencampuran serta perpindahan energi panas. Tekstur dari beberapa bahan hasil pertanian (contohnya tepung, pulp buah-buahan) dikendalikan selama pengecilan ukuran berlangsung.Disamping itu, terdapat efek tidak langsung pada aroma dan rasa dari beberapa bahan hasil pertanian, kehilangan unsur volatil dari pengecilan rempah-rempah terjadi bila terjadi kenaikan suhu selama penggilingan berlangsung. Kerusakan  sel  dan  peningkatan  luas  permukaan  bahan mempercepat kerusakan melalui oksidasi dan menaikkan laju mikrobiologi serta menaikkan aktivitas enzimatis.