Dunia pendidikan baik yang bersifat formal ataupun non formal tidak terlepas dari proses belajar mengajar . proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang di tempuh untuk mencapai suatu tujuan yang terlebih dahulu sudah dirumuskan dalam bentuk tujuan pengajaran.sebelum proses belajar mengajar berlangsung,terlebih dahulu harus mengetahui pengertian belajar.
Belajar merupakan suatu kegitan perubahan atau interaksi terhadap lingkungan. Perubahan yang terjadi pada siswa tidak spontan ,tetapi memerlukan jangka waktu tertentu.joni mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkanoleh matangnya seseorang atau perubahan yang bersifat temporer.
Lebih lanjut Sudjana (2005:28) mengemukakan bahwa belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan,proses berbuat melalui berbagai pengalaman.belajapengalaman.belajar adalah proses melihat,mengamati,memahami sesu proses melihat,mengamati,memahami sesuatu. Perubahan yatu. Perubahan yang terjadi menang terjadi mencakup pengetahucakup pengetahuan,kecakapan,dan tingkahan,kecakapan,dan tingkah laku. peru laku. Perubahan bahan yang ter terjadi diperoleh melalui latihan-latihan (pengalaman), bukan perubahan dengan sendirinya karena pertu mbuhan dan kematangan. Perubahan itu dapat disebut sebagai belajar apabila terjadi sementara seperti lelah dan mabuk.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan individu dan menyebabkan adanya perubahan tingkah laku sebagai responden terhadap lingkungan baik langsung maupun tidak langsung.
Lebih lanjut Sudjana (2005:28) mengemukakan bahwa belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan,proses berbuat melalui berbagai pengalaman.belajapengalaman.belajar adalah proses melihat,mengamati,memahami sesu proses melihat,mengamati,memahami sesuatu. Perubahan yatu. Perubahan yang terjadi menang terjadi mencakup pengetahucakup pengetahuan,kecakapan,dan tingkahan,kecakapan,dan tingkah laku. peru laku. Perubahan bahan yang ter terjadi diperoleh melalui latihan-latihan (pengalaman), bukan perubahan dengan sendirinya karena pertu mbuhan dan kematangan. Perubahan itu dapat disebut sebagai belajar apabila terjadi sementara seperti lelah dan mabuk.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan individu dan menyebabkan adanya perubahan tingkah laku sebagai responden terhadap lingkungan baik langsung maupun tidak langsung.
1. Definisi Prestasi Belajar
Dalam kamus bahasa Indonesia (2008:895) prestasi diartkan sebangai yang telah dicapai (telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). dArifin(1991:3),prestasi berarti hasil usaha. Dalam hubugannya denga usaha belajar,prestasi berarti hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar siswa mampu memperlihatkan perubahan-perubahan dalam berbagai bidang.
Dari beberapa pendapat di atas , dapat diambil kesimpulan bahwa
prestasi merupakan hasil usaha yang telah dicapai oleh seseorang sedang
prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah
melakukan kegiatan belajar dalam kurun waktu tertentu.
Seorang peserta didik yang telah melakukan kegiatan belajar matematika,dapat diukur prestasinya setelah melakukan kegiatan belajar tersebut dengan menggunakan suatu alat evaluasi. Winkel (dalam Sunartombs,2009) menyebutkan pengertian prestasi belajar matematika adalah’’suatu bukti bahwa atas keberhasilan atau kemampuan siswa dalam usaha melakukan kegiatan belajar matematika sesuai dengan bobot yang dicapainya’’.
2. Pembelajaran Matematika di SD
Untuk keperluan inilah,diperlukan adanya pembelajaran mrlalui perbuatan dan pengertian tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja karena hal ini akan mudah dilupakan matematika adalah proses pemberian pengalaman, belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari’’.
Dalam kamus bahasa Indonesia (2008:895) prestasi diartkan sebangai yang telah dicapai (telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). dArifin(1991:3),prestasi berarti hasil usaha. Dalam hubugannya denga usaha belajar,prestasi berarti hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar siswa mampu memperlihatkan perubahan-perubahan dalam berbagai bidang.
Dari beberapa pendapat di atas , dapat diambil kesimpulan bahwa
prestasi merupakan hasil usaha yang telah dicapai oleh seseorang sedang
prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah
melakukan kegiatan belajar dalam kurun waktu tertentu.
Seorang peserta didik yang telah melakukan kegiatan belajar matematika,dapat diukur prestasinya setelah melakukan kegiatan belajar tersebut dengan menggunakan suatu alat evaluasi. Winkel (dalam Sunartombs,2009) menyebutkan pengertian prestasi belajar matematika adalah’’suatu bukti bahwa atas keberhasilan atau kemampuan siswa dalam usaha melakukan kegiatan belajar matematika sesuai dengan bobot yang dicapainya’’.
2. Pembelajaran Matematika di SD
Untuk keperluan inilah,diperlukan adanya pembelajaran mrlalui perbuatan dan pengertian tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja karena hal ini akan mudah dilupakan matematika adalah proses pemberian pengalaman, belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari’’.
3.langkah Pembelajaran matematika di SD
Tujuan akhir Pembelajaran matematika di SD ini yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbangai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, untuk menuju tahap ketrampilan tersebut harus melalui langkah benar yang sesuai kemampuan dan lingkungan siswa. Heruman (2008:23) menjelaskan tiga langkah Pembelajaran matematika di SD yaitu:
1. Penanaman konsep dasar( penanaman konsep)
Pembelajaran suatu konsep baru matematika ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari isi kurikulum yang dicirikan dengan kata ‘’mengenal’’. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru Pembelajaran matematika di SDmatematika yang abstrak.
2. Pemahaman konsep
Yaitu pembelajaran lanjutan daripenanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep terdiri dari dua pengertian : pertama, merupakan kelanjutan dari 3.pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda tetapi masih merupakan kelanjutan dari prnanaman konsep.
Yaitpembelajaran lanjutan dari konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan ketrampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berb agai konsep matematika.
Tujuan akhir Pembelajaran matematika di SD ini yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbangai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, untuk menuju tahap ketrampilan tersebut harus melalui langkah benar yang sesuai kemampuan dan lingkungan siswa. Heruman (2008:23) menjelaskan tiga langkah Pembelajaran matematika di SD yaitu:
1. Penanaman konsep dasar( penanaman konsep)
Pembelajaran suatu konsep baru matematika ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari isi kurikulum yang dicirikan dengan kata ‘’mengenal’’. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru Pembelajaran matematika di SDmatematika yang abstrak.
2. Pemahaman konsep
Yaitu pembelajaran lanjutan daripenanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep terdiri dari dua pengertian : pertama, merupakan kelanjutan dari 3.pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda tetapi masih merupakan kelanjutan dari prnanaman konsep.
Yaitpembelajaran lanjutan dari konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan ketrampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berb agai konsep matematika.
4. pembelajaran kontruktivisme
- pengertian pembelajaran kontruktivisme
Kontruksi berarti bersifat membangun , dalam pendidikan konsep kontruktivime adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.sedangkan menurut Tran Vui konstruktivisme adalah suatu belajar yang membangun atas anggapan bahwa dengan mei memprediksikan pengalaman-pengalaman sendiri. Sedangkan teori yang mebmberikan kebabasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitasi orang lain.
Dari keterangan di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi pengetahuan dan teknologi dan hal lain yang diperlukan dalam mengembangkan dirinya sendiri.
Dari keterangan di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi pengetahuan dan teknologi dan hal lain yang diperlukan dalam mengembangkan dirinya sendiri.
- Langkah-langkahpembelajaran kontruktivisme
Harlen (2010:51) mengembanbangkan model kontruktivisme dalam pembelajaran di kelas .pengembangan model kontruktivisme tersebut mengikuti langkah-langkah :
1. Orientasi dan elitasi ide .merupakan proses untuk memotivasi siswa dalam mengawali proses pembelajaran, melalui elicitasi siswa mengungkapkan idenya dalam berbagai cara.
2. Restrurusisasi, meliputil beberapa tahap yaiti klarifikasi terhadap ide , merombak ide dengan melakukan komplik terhadap situasi yang berlawanan dan mengkontruksi dan mengevaluasi ide yang baru.
3. Aplkasi, menerapkan ide yang telah dipelajari.
4. Review, mengadakan tinjauan terhadap perubahan ide tersebut
Selain langkah-langkahnya pembelajaran kontruktivisme mempunyai beberapa karakteristik yatu:
1. pembelajaran aktif
2. pembelajaran autentik dan situasional
3. aktivitas belajar menarik dan menantang.
4. Bridgigng pembelajaran mesti menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah di miliki.
5. Pembelajaran mesti merefleksi apa yang sedang dipelajari.
6. Pembelajaran tidak memberi pengetahuan tetapi memfasilitasi pemerolehannya oleh pembelajar.
7. Scaffolding, di mana pembelajaran menyediakan asistensi yang mungkin dibutuhkan oleh peserta didikuntuk maju
Selain itu Vigosky(dalam Yamin dan Bansu, 2008:92) berpendapat bahwa dalam Yamin dan Bansu,2008:92) intelektual anak dipengaruhi oleh factor sosial. Lebih lanjut Driver dan Bel (mengatakan 5 ciri-ciri kontruktivisme yaitu:
Siswa dapat dipandang sebangai sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan’(2) belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa ,(3) pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikontruksi secara personal,(4) pembelajaran bukanlah tranmisi pengetahuan situasi kelas, (5) kurikulum bukanlah sekedar dipelajari melainkan seperangkat pembelajaran materi dan sumber.
Secara umum implementasi teori kontruktivisme dalam pembelajaran, menurut Horsey(dalam Yamin dan Bansu,2008:93) meliputi empat tahap: (1) tahap apersepsi, ini berguna untuk mengungkapkan konsepsi awal siswa dalam membangkitkan motivasi belajar, (2) tahap eksporasi ,(3) tahap diskusi dan penjelasan konsep,dan (4) tahap pengembangan dan aplikasi konsep.
lebih (dalam Yamin dan Bansu,2008:94) menyebutkan cirri –ciri prmbelajaran matematika yang sesuai teori konstruktivisme yaitu:
(1) Siswa mengkontruksi pengetahuan dengan cara mengintegrasi ide yang mereka miliki,(2) belajar matematika menjadi lebih bermaknakarena siswa mengerti,(3) strategi siswa lebih bermamfaat dan (4) siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi saling tukar pikiran dengan temannya.
Dari pandangan diatas dapat dikatakan teori kontruktivisme menegaskan bahwa , pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Ini berarti siswa itu sendiri harus aktif secara mental membangun stuktur pengatahuan tahap berfikirnya.
1. Orientasi dan elitasi ide .merupakan proses untuk memotivasi siswa dalam mengawali proses pembelajaran, melalui elicitasi siswa mengungkapkan idenya dalam berbagai cara.
2. Restrurusisasi, meliputil beberapa tahap yaiti klarifikasi terhadap ide , merombak ide dengan melakukan komplik terhadap situasi yang berlawanan dan mengkontruksi dan mengevaluasi ide yang baru.
3. Aplkasi, menerapkan ide yang telah dipelajari.
4. Review, mengadakan tinjauan terhadap perubahan ide tersebut
Selain langkah-langkahnya pembelajaran kontruktivisme mempunyai beberapa karakteristik yatu:
1. pembelajaran aktif
2. pembelajaran autentik dan situasional
3. aktivitas belajar menarik dan menantang.
4. Bridgigng pembelajaran mesti menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah di miliki.
5. Pembelajaran mesti merefleksi apa yang sedang dipelajari.
6. Pembelajaran tidak memberi pengetahuan tetapi memfasilitasi pemerolehannya oleh pembelajar.
7. Scaffolding, di mana pembelajaran menyediakan asistensi yang mungkin dibutuhkan oleh peserta didikuntuk maju
Selain itu Vigosky(dalam Yamin dan Bansu, 2008:92) berpendapat bahwa dalam Yamin dan Bansu,2008:92) intelektual anak dipengaruhi oleh factor sosial. Lebih lanjut Driver dan Bel (mengatakan 5 ciri-ciri kontruktivisme yaitu:
Siswa dapat dipandang sebangai sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan’(2) belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa ,(3) pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikontruksi secara personal,(4) pembelajaran bukanlah tranmisi pengetahuan situasi kelas, (5) kurikulum bukanlah sekedar dipelajari melainkan seperangkat pembelajaran materi dan sumber.
Secara umum implementasi teori kontruktivisme dalam pembelajaran, menurut Horsey(dalam Yamin dan Bansu,2008:93) meliputi empat tahap: (1) tahap apersepsi, ini berguna untuk mengungkapkan konsepsi awal siswa dalam membangkitkan motivasi belajar, (2) tahap eksporasi ,(3) tahap diskusi dan penjelasan konsep,dan (4) tahap pengembangan dan aplikasi konsep.
lebih (dalam Yamin dan Bansu,2008:94) menyebutkan cirri –ciri prmbelajaran matematika yang sesuai teori konstruktivisme yaitu:
(1) Siswa mengkontruksi pengetahuan dengan cara mengintegrasi ide yang mereka miliki,(2) belajar matematika menjadi lebih bermaknakarena siswa mengerti,(3) strategi siswa lebih bermamfaat dan (4) siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi saling tukar pikiran dengan temannya.
Dari pandangan diatas dapat dikatakan teori kontruktivisme menegaskan bahwa , pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Ini berarti siswa itu sendiri harus aktif secara mental membangun stuktur pengatahuan tahap berfikirnya.
5 pembelajaran pemecahan masalah
- pengertian pembelajaran pemecahan masalah
pemecahan masalah sesuatu yang biasa dalam hidup setiap manusia sebsgai insane biasa. Hal ini boleh jadi bagi seseorang ,masalah tertentu bukan persoalan baginya , namun bagi yang lain merupakan masalah.begitu juga halnya di sekolah-sekolah siswa terus dihadapkan dengan masalah tiap mata pelajaran.Yamin dan Bansu (2008:81) mengatakan”masalah dalam matematika adalah sesuatu persaolan yang ia sendiri mampu menyelesaikannya tampa menggunakan cara atau algoritma yang rutin”.
Memecahkan masalah dapat dipandang sebagai suatu proses dimana siswa menemukan konse-konsep yang dipelajari sebelumnya yang dingunakan untuk memecahkan masalah yang baru.memecahkan masalah memerlukan pemikiran yang logis seperti kata Sudjana (2005) :
Pemecahan masalah adalah upaya yang dilakukan peserta didik untuk ,mencari dan menetapkan al ternative kegiatan dalam menjembatani suatu keadaan saat ini denga keadaan yang diinginkan. pemecahan masalah ialah jawaban yang tepat terhadap pertanyaan tentang apakah upaya yang dapat dilakukan untuk mengubah keadaan saat ini kepada keadaan yang ingin dicapai masa yang akan datang.
Memecahkan masalah dapat dipandang sebagai suatu proses dimana siswa menemukan konse-konsep yang dipelajari sebelumnya yang dingunakan untuk memecahkan masalah yang baru.memecahkan masalah memerlukan pemikiran yang logis seperti kata Sudjana (2005) :
Pemecahan masalah adalah upaya yang dilakukan peserta didik untuk ,mencari dan menetapkan al ternative kegiatan dalam menjembatani suatu keadaan saat ini denga keadaan yang diinginkan. pemecahan masalah ialah jawaban yang tepat terhadap pertanyaan tentang apakah upaya yang dapat dilakukan untuk mengubah keadaan saat ini kepada keadaan yang ingin dicapai masa yang akan datang.
- langkah-langkah pembelajaran pemecahan masalalah
Banyak ahli menjelaskan bentuk penerapan pembelajaran pemecahan masalah .Dewey (dalam Nasution, 2008:171) menjelaskan empat lankah dalam pemecahan masalah,yaitu:
1. pelajar dihadapkan dengan masalah
2. pelajar merumuskan masalah itu
3. ia merumuskan hipotesis
4. ia menguji hipotesis
selain langkah-langkahnya , pemecahan masalah juga mempunyai cirri-ciri pokok,Yamin dan Bansu (2008:82) menyebutkan empat cirri pokok yaitu:
1.siswa bekerja secara kelompok kecil
2.tugas yang diselesaikan adalah persoalan realistic untuk dipecahkan namun lebih disukai soal yang memiliki banyak kemungkinan jawaban.
3. siswa menggunakan berbagai pendekatan belajar
4.hasil pemecahan masalah didiskusikan oleh semua siswa.
1. pelajar dihadapkan dengan masalah
2. pelajar merumuskan masalah itu
3. ia merumuskan hipotesis
4. ia menguji hipotesis
selain langkah-langkahnya , pemecahan masalah juga mempunyai cirri-ciri pokok,Yamin dan Bansu (2008:82) menyebutkan empat cirri pokok yaitu:
1.siswa bekerja secara kelompok kecil
2.tugas yang diselesaikan adalah persoalan realistic untuk dipecahkan namun lebih disukai soal yang memiliki banyak kemungkinan jawaban.
3. siswa menggunakan berbagai pendekatan belajar
4.hasil pemecahan masalah didiskusikan oleh semua siswa.
- kelebihan dan kekurangan pembelajaran pemecahan masalah
sebagai salah satu model pembelajaran , pembelajaran pemecahan masalah mempunyai kelebihan dan kekurangannya.Menurut Yamin dan Bansu (2008:83-84) keunggulan pemecahan masalah diantaranya adalah:
1 mengembangkan pemecahan masalah yang bermakna dalam rangka memahami materi ajar.
3. pemecahan masalah memberikan tantangan pada siswa , dan mereka merasa puas dari hasil penemuan baru itu.
4. pemecahan masalah melibatkan siswa secara aktif dalam belajar.
5. pemecahan masalah membantu siswa belajar bagaimana mentransfer pengetahuan mereka kedalam persoalan dunia nyata .
6. Pemecahan masalah membantu siswa mengembangkan pengetahuan baru untuk kepentingan persoalan berikutnya. Ini dapat membantu siswa mengevaluasi proses da hasil belajarnya.
7. Pemecahan masalah dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kritis siswa dan kemampuan mereka mengadaptasi situasi pembelajaran baru
8. Pemecahan masalah membantu siswa mengevaluasi pemahamannya dan mengidentifikasikan alur berpikirnya.
Disamping keunggulan pembelajaran pemecahan masalah mempunyai kelemahan,menurut Yamin dan Bansu
1 mengembangkan pemecahan masalah yang bermakna dalam rangka memahami materi ajar.
3. pemecahan masalah memberikan tantangan pada siswa , dan mereka merasa puas dari hasil penemuan baru itu.
4. pemecahan masalah melibatkan siswa secara aktif dalam belajar.
5. pemecahan masalah membantu siswa belajar bagaimana mentransfer pengetahuan mereka kedalam persoalan dunia nyata .
6. Pemecahan masalah membantu siswa mengembangkan pengetahuan baru untuk kepentingan persoalan berikutnya. Ini dapat membantu siswa mengevaluasi proses da hasil belajarnya.
7. Pemecahan masalah dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kritis siswa dan kemampuan mereka mengadaptasi situasi pembelajaran baru
8. Pemecahan masalah membantu siswa mengevaluasi pemahamannya dan mengidentifikasikan alur berpikirnya.
Disamping keunggulan pembelajaran pemecahan masalah mempunyai kelemahan,menurut Yamin dan Bansu
No comments:
Post a Comment