Saturday, February 16, 2019

Jenis-Jenis Zeolit

1. Zeolit Alam
Mineral zeolit telah diketahui sejak  tahun 1756 oleh ahli mineralogi berkebangsaan Swedia bernama F.A.F Constedt. Di alam banyak dijumpai zeolit dalam lubang-lubang batuan lava dan dalam batuan sedimen terutama sedimen piroklastik halus. Telah diketahui lebih dari 40 jenis mineral zeolit di alam, dari jumlah tersebut hanya 20 jenis yang terdapat dalam batuan sedimen terutama sedimen piroklastik.

More: sifat-sifat zeolit

2. Zeolit Sintetis
Zeolit merupakan suatu bahan kekayaan alam yang sangat bermanfaat bagi industri. Zeolit ada dua macam, yaitu zeolit alam dan sintetik. Zeolit alam sudah banyak dimanfaatkan sehingga ketersediaaannya mulai berkurang. Untuk itu diperlukan zeolit sintetik yang mempunyai kemurnian tinggi dan berkualitas baik. Bahan baku pembuatan zeolit ialah bahan-bahan yang mengandung silica dan aluminium. Zeolit sintetis adalah suatu senyawa kimia yang mempunyai sifat fisik dan kimia yang sama dengan zeolit alam. Zeolit ini dibuat dari bahan lain dengan proses sintetis. Karena secara umum zeolit mampu menyerap, menukar ion dan menjadi katalis, membuatan zeolit sintetis dapat dikembangkan untuk keperluan alternatif pengolah limbah. Zeolit secara umum dibedakan dalam tipe yang calcic dan alkali arich, dengan komposisi yang berbeda.
Karena sifat zeolit yang unik yaitu  susunan atom maupun komposisinya dapat dimodifikasi, maka para peneliti berupaya untuk membuat zeolit sintetis yang mempunyai sifat khusus sesuai dengan keperluannya. Dari usaha itu dapat direkayasa sedemikian rupa sehingga mendapatkan karakter yang sama dengan zeolit alam. Zeolit sintetis sangat bergantung pada jumlah Al dan Si, sehingga ada 3 kelompok zeolit sintetis

Sifat-Sifat Zeolit

Berikut ini adalah sifat-sifat zeolit meliputi :
1. Dehidrasi
Sifat dehidrasi dari zeolit akan berpengaruh terhadap sifat adsorpsinya. Zeolit dapat melepaskan molekul air dari dalam rongga permukaan yang menyebabkan medan listrik meluas ke dalam rongga utama dan akan efektif berinteraksi dengan molekul yang akan diadsorpsi.

2. Adsorpsi
Dalam keadaan normal ruang hampa dalam kristal zeolit terisi oleh molekul air bebas yang berada di sekitar kation. Bila mineral zeolit dipanaskan pada suhu 300oC hingga 400oC maka air tersebut akan keluar sehingga zeolit dapat berfungsi sebagai penyerap gas atau cairan. Selain mampu menyerap gas atau cairan, zeolit juga mampu memisahkan molekul dan kepolarannya, meskipun ada 2 molekul atau lebih yang dapat melintas tetapi hanya sebuah saja yang dapat lolos. Hal ini dikarenakan faktor selektivitas dari mineral zeolit tersebut yang tidak ditemukan pada adsorbent padat lainnya.

More: jenis-jenis Zeolit

3. Penukar Ion
Ion-ion pada rongga atau kerangka elektrolit berguna untuk menjaga kenetralan zeolit. Ion-ion ini dapat bergerak bebas sehingga pertukaran ion yang terjadi tergantung dari ukuran dan muatan maupun jenis zeolitnya.

4. Katalis
Ciri paling khusus dari zeolit yang secara praktis akan menentukan sifat khusus mineral ini adalah adanya ruang kosong yang akan membentuk saluran di dalam strukturnya. Bila zeolit digunakan pada proses penyerapan atau katalis maka akan terjadi difusi molekul ke dalam ruang bebas diantara kristal. Zeolit merupakan katalisator yang baik karena mempunyai pori-pori yang besar dengan permukaan yang maksimum.

4. Penyaring atau Pemisah

Meskipun banyak media berpori yang dapat digunakan sebagai penyaring atau pemisah campuran uap atau cairan, tetapi distribusi diameter dari pori-pori media tersebut tidak cukup efektif seperti halnya penyaring molekular zeolit yang mampu memisahkan campuran berdasarkan perbedaan ukuran, bentuk dan polaritas dari molekul yang disaring. Contohnya pori-pori zeolit A terbentuk silinder dapat memisahkan parafin dari campuran hidrokarbon.
 Zeolit dapat memisahkan molekul gas  atau zat lain dari suatu campuran tertentu karena mempunyai ruang hampa yang cukup besar dengan garis tengah yang bermacam-macam berkisar antara 2Ǻhingga 8Ǻ, tergantung dari jenis zeolit.

Tuesday, February 12, 2019

Analisa Konsentrasi ( %, Molar, Molal & Fraksimol)

Larutan adalah campuran serba sama dari dua komponen atau lebih, yang mana tiap-tiap komponen berupa gas, cair atau padat, komponen yang lebih banyak disebut pelarut, sedangkan komponen yang lebih sedikit disebut zat terlarut.
Satuan-satuan konsentrasi:
1.persentasi(%)
2.fraksimol(X)
3.kemolaran(M=Molar)
4.Kemolalan(m=molal)
5.Kenormalan(N=Normal)

5.    Kenormalan(N=Normal).
N(Normal) menyatakan banyak nya gram ekuivalen zat terlarut dalam satu liter larutan.Satuan N hanya dipakai pada reaksi asam basa dan reaksi redoks.
Masalah yang berhubungan dengan konsentrasi di golongkan dalam 3 hal yaitu:
  • Masalah perhitungan zat terlarut.
  • Masalah pengenceran larutan.
  • Masalah pencampuran konsentrasi yang berbeda. 
6.   jumlah zat terlarut.
.Rumus: Maka Mol Zat Terlarut=Liter x M
M mol zat terlarut=ML x M
 
7.  Pengenceran larutan.
Pengenceran larutan adalah penambahan pelarut terhadap jumlah zat terlarut yang tetap.setiap pengenceran berarti memperkecil konsentrasi.
 
8.  Rumus pengenceran
 
V1M1 = V2M2

     Dimana;     V1=Volume sebelum pengenceran.
V2=Volume sesudah pengenceran.
M1=Konsentrasi sebelum pengenceran.
M2=Konsentrasi sesudah pengenceran.
 


Monday, February 11, 2019

CERPEN Legenda padang pasir

Menceritakan pada suatu hari ada sekelompok turis asing dari Negara tetangga yaitu amerika serikat , mereka mencoba mendatangkan pasukan mereka beberapa orang ke padang pasir tersebut dengan tujuan tak laen untuk mencari harta karun peninggalan orang dahulu kala yang hidup di padang pasir tersebut
Lalu setiba mereka ditengah jalan mereka melihat mayat manusia yang berceceran di puing puing angin pasir yang berterbangan . lalu sang kapten berhenti dan bertanya “Why’” kenapa dan apa yang terjaddi dengan manusia ini. Ada diantara kelompok tersebut yang bilang “ pak, kayaknya kita salah mencri kekayaan di tempat seperti ini” kapten menjawab ,” barang siapa yang ragu boleh meninggal kan tempat ini.” Tidak ada paksaan sama sekali terhadap orang pengecut.
Dalam kelompok, Abdul menjawab “ah’ dah terlanjur basah ya sudah mandi ja sekalian” hahahahah….
Lalu mereka melanjutkan perjalanan selama 2 hari di panas nya terik matahari sampai terbenamnya matahari, di saat ,malam tiba  mereka berhenti sejenak untuk istirahat, dalam pengistirahatan mereka tiba-tiba seorang anagota kelompok kemasukan dia bermimpi seolah –olah dia berada di tengah-tengah lautan yang di atas nya dikelilingi burung pemakan daging manusia,
Seoarang angota yang paling tua di antara  mereka tersenyum dan berkata “ hah’ kita akan menemukan harta itu” hahahahahahahahaha seneng nya mereka selompok itu saat mendengar orang tua itu, si tua pun berkata lagi” akan tetapi kita tidak dapat berpulang” hah’ hah’ kenapa “  Tanya seorang pemuda
Orang tua pun mejawab dengan tenang “ bukankah tapsir mimpi itu kita semua di tengah lautan yg luas” lalu nenek pun menjawab ‘’kita semua akan mati’’ kompak tertawa pemuda tersebut,’’hahahahahahahahahah’’ ngaur ni orang tua’’
Sang kapten bekata ‘’sudah la itu Cuma mimpi dang ax kan terjdi kita pasti bisa bawa pulang harta karun itu’’ hahahahahahahahhahahahah (serentak tertawa).
    Kapten memimpin lagi untuk meneruskan perjalanan menuju gua tempat harta karun tersebut,dalam perjalanan selama 1 hari, setibanya  lalu mereka semua tertawa hahahahahahah karna didepan mata mereka terlihat pintu gua yang di cari dari sekian lama perjalanan yang di tempuh ,mereka lega sekali dan tertawa terbahak bahak..,mereka langsung menuju ke pintu tersebut dan masuk kedalam nya , dengan rasa senang dan bahagia karna sebentar lagi mereka semua akan kaya,’’kaya raya’ hahahahah’ mereka terus berjalan dan berjalan mencari letak dimna harta karun itu berada.
    Mereka melihat betapa indahnya gua tersebut yang mna di dalamnya terdapat buah buahan yang enak enak dan bunga bunga yang harum….tapi itu tidak penting. Lalu di tengah perjalan pencarian harta itu lalu ? apa yang terjadi?.....
Abdul.ya nama nya abdul dia berjalan di belakang dengan ceroboh dia sengaja memetik buah buahan yang ada dalam gua tersebut. Tanpa sengaja dia memakan nya sedangkan semua tidak tau, sesudah dia memakan nya dia meneruskan perjalanan

    Bemula , di tengah tengah jalan mereka melihat abdul yang telah memakan itu langsung mengamuk dan mencoba membunuh orng di sekitarnya, lalu salah satu orang langsung mengambil tindakan dengan memotong leher nya supaya tidak ada yang ketularan akibat dia ….
Lalu situa berkata ‘’ jangan sentuh apapun yang ada di gua ini karna semua yang ada di sini beracun’’ yyyyaaa kami ngerti,
    Kapten berkata juga bahwa yang ragu akan mengikuti jejek abdul, yaitu mati sbelum sampai ke tujuan.
    Lalu mereka meneruskan perjalanan dengan hati hati, tiba tiba saat menerus kan perjalanan sekitar sepuluh meter, salah satu anggota yng berjalan di belakang hilang nyawa nya akibat anak panah yang tidak tau dari mana asalnya,
Lalu mereka semua bersembunyi dari anak panah yang berterbangan gak ada arah.tersebut, situa itu langsung bergerak untuk mencari dimna asal anak panah itu. Rupanya itu jebakan yang kuno di dalam gua tersebut banyak yang melayang nyawa nya siapapun yang masuk ke gua tersebut, karna di dalamnya banyak jebakan kuno peniggalan penghuni gua padang pasir,

Sunday, February 10, 2019

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa


      Dunia pendidikan baik yang bersifat formal ataupun non formal tidak terlepas dari proses belajar mengajar . proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang di tempuh untuk mencapai suatu tujuan yang terlebih dahulu sudah dirumuskan  dalam  bentuk tujuan pengajaran.sebelum proses belajar mengajar berlangsung,terlebih dahulu harus mengetahui pengertian belajar.
      

Belajar merupakan suatu kegitan perubahan atau  interaksi terhadap lingkungan. Perubahan yang terjadi pada siswa tidak spontan ,tetapi memerlukan jangka waktu tertentu.joni mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkanoleh matangnya seseorang atau perubahan yang bersifat temporer.
      Lebih lanjut Sudjana (2005:28) mengemukakan bahwa belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan,proses berbuat melalui  berbagai pengalaman.belajapengalaman.belajar adalah proses melihat,mengamati,memahami sesu proses melihat,mengamati,memahami sesuatu. Perubahan yatu. Perubahan yang terjadi menang terjadi mencakup pengetahucakup pengetahuan,kecakapan,dan tingkahan,kecakapan,dan tingkah laku. peru laku. Perubahan bahan yang ter terjadi diperoleh melalui latihan-latihan (pengalaman), bukan perubahan dengan sendirinya karena pertu mbuhan dan kematangan.  Perubahan itu dapat disebut sebagai belajar apabila terjadi sementara seperti lelah  dan mabuk.
       Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan individu dan menyebabkan adanya perubahan tingkah laku sebagai responden terhadap lingkungan baik langsung maupun  tidak langsung.
 
1. Definisi Prestasi Belajar
Dalam kamus bahasa Indonesia (2008:895) prestasi diartkan sebangai yang telah dicapai (telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).  dArifin(1991:3),prestasi berarti hasil usaha. Dalam hubugannya denga usaha  belajar,prestasi berarti hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar siswa mampu memperlihatkan perubahan-perubahan dalam berbagai bidang.
        Dari beberapa pendapat di atas , dapat diambil kesimpulan bahwa
 prestasi merupakan hasil usaha yang telah dicapai oleh seseorang sedang
 prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang  setelah
 melakukan kegiatan belajar dalam kurun waktu tertentu. 
                   Seorang peserta didik yang telah melakukan kegiatan belajar matematika,dapat diukur prestasinya  setelah melakukan kegiatan belajar tersebut dengan menggunakan suatu alat evaluasi. Winkel (dalam Sunartombs,2009) menyebutkan pengertian prestasi  belajar matematika adalah’’suatu bukti bahwa atas keberhasilan atau kemampuan siswa dalam usaha melakukan kegiatan belajar matematika sesuai dengan bobot yang dicapainya’’.

2. Pembelajaran Matematika di SD
    Untuk keperluan inilah,diperlukan adanya pembelajaran mrlalui perbuatan dan pengertian tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja karena hal ini akan mudah dilupakan matematika adalah proses pemberian pengalaman, belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari’’. 

3.langkah Pembelajaran matematika di SD
    Tujuan akhir Pembelajaran matematika di SD ini yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbangai konsep  matematika dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, untuk menuju tahap ketrampilan tersebut harus melalui langkah benar yang sesuai kemampuan dan lingkungan siswa. Heruman (2008:23) menjelaskan tiga langkah Pembelajaran matematika di SD yaitu:
1.    Penanaman konsep dasar( penanaman konsep)
Pembelajaran suatu konsep baru matematika ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari isi kurikulum yang dicirikan dengan kata ‘’mengenal’’. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang dapat  menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru Pembelajaran matematika di SDmatematika yang abstrak.
2.    Pemahaman konsep
Yaitu pembelajaran lanjutan daripenanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika.  Pemahaman konsep terdiri dari dua pengertian : pertama, merupakan kelanjutan dari 3.pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda tetapi masih merupakan kelanjutan dari prnanaman konsep.  
Yaitpembelajaran lanjutan dari  konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan ketrampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berb  agai konsep matematika.
 
4.    pembelajaran kontruktivisme
  •  pengertian pembelajaran kontruktivisme
          Kontruksi berarti bersifat membangun , dalam pendidikan konsep kontruktivime adalah suatu upaya membangun  tata susunan hidup yang berbudaya modern.sedangkan menurut Tran Vui konstruktivisme adalah suatu   belajar yang membangun atas anggapan  bahwa dengan mei memprediksikan pengalaman-pengalaman sendiri. Sedangkan teori yang mebmberikan kebabasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitasi orang lain.
        Dari keterangan di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi  pengetahuan dan teknologi dan hal lain yang diperlukan dalam mengembangkan dirinya sendiri.
  •  Langkah-langkahpembelajaran kontruktivisme
Harlen  (2010:51) mengembanbangkan model  kontruktivisme  dalam  pembelajaran di kelas .pengembangan model kontruktivisme tersebut mengikuti langkah-langkah :
1.    Orientasi dan elitasi ide .merupakan proses untuk  memotivasi siswa dalam mengawali proses pembelajaran, melalui elicitasi siswa mengungkapkan idenya dalam berbagai  cara.
2.    Restrurusisasi, meliputil beberapa tahap yaiti klarifikasi terhadap ide , merombak ide dengan melakukan komplik terhadap situasi yang  berlawanan dan mengkontruksi dan mengevaluasi ide yang baru.
3.    Aplkasi, menerapkan ide yang telah dipelajari.
4.    Review, mengadakan  tinjauan  terhadap perubahan ide tersebut  
Selain langkah-langkahnya  pembelajaran kontruktivisme mempunyai beberapa karakteristik yatu:
1.    pembelajaran aktif
2.    pembelajaran autentik dan situasional
3.    aktivitas belajar menarik dan menantang.
4.    Bridgigng pembelajaran mesti menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah di miliki.
5.    Pembelajaran mesti merefleksi apa yang sedang dipelajari.
6.    Pembelajaran tidak memberi pengetahuan tetapi memfasilitasi pemerolehannya oleh pembelajar.
7.    Scaffolding, di mana pembelajaran menyediakan asistensi yang mungkin dibutuhkan oleh peserta didikuntuk maju
Selain itu Vigosky(dalam Yamin dan Bansu, 2008:92) berpendapat bahwa  dalam Yamin dan Bansu,2008:92) intelektual anak dipengaruhi  oleh factor sosial. Lebih lanjut Driver dan Bel (mengatakan 5 ciri-ciri  kontruktivisme yaitu:
Siswa dapat dipandang sebangai sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan’(2) belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa ,(3) pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikontruksi secara personal,(4) pembelajaran bukanlah tranmisi pengetahuan situasi kelas, (5)   kurikulum bukanlah sekedar dipelajari melainkan seperangkat pembelajaran materi dan sumber.
      Secara umum implementasi teori kontruktivisme dalam  pembelajaran, menurut Horsey(dalam  Yamin dan Bansu,2008:93) meliputi  empat tahap: (1) tahap apersepsi, ini berguna untuk mengungkapkan konsepsi awal siswa dalam membangkitkan motivasi belajar, (2) tahap eksporasi  ,(3) tahap diskusi dan penjelasan konsep,dan (4) tahap pengembangan dan aplikasi konsep.
          lebih (dalam Yamin dan Bansu,2008:94)  menyebutkan cirri –ciri prmbelajaran matematika yang sesuai teori konstruktivisme yaitu:
(1)    Siswa mengkontruksi pengetahuan dengan cara mengintegrasi ide yang mereka miliki,(2) belajar matematika menjadi lebih bermaknakarena siswa mengerti,(3) strategi siswa lebih bermamfaat dan (4) siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi saling tukar pikiran dengan  temannya.
Dari pandangan diatas dapat dikatakan teori kontruktivisme  menegaskan bahwa , pengetahuan tidak dapat dipindahkan  begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Ini berarti siswa itu sendiri harus aktif secara mental membangun stuktur pengatahuan tahap berfikirnya.

5    pembelajaran pemecahan masalah 
  •  pengertian pembelajaran pemecahan masalah
             pemecahan masalah sesuatu yang biasa dalam hidup setiap manusia sebsgai insane biasa. Hal ini boleh jadi bagi seseorang ,masalah tertentu bukan persoalan baginya , namun bagi yang lain merupakan masalah.begitu juga halnya di sekolah-sekolah siswa terus dihadapkan dengan masalah tiap mata pelajaran.Yamin dan Bansu (2008:81) mengatakan”masalah dalam matematika adalah sesuatu persaolan yang ia sendiri mampu menyelesaikannya tampa menggunakan cara atau algoritma yang rutin”.
           Memecahkan masalah dapat dipandang sebagai suatu proses dimana siswa menemukan konse-konsep yang dipelajari sebelumnya yang dingunakan untuk memecahkan masalah yang baru.memecahkan masalah memerlukan pemikiran yang logis seperti kata Sudjana (2005) :
Pemecahan masalah adalah upaya yang dilakukan peserta didik untuk ,mencari dan menetapkan al ternative kegiatan dalam menjembatani suatu keadaan saat ini denga keadaan yang diinginkan. pemecahan masalah ialah jawaban yang tepat terhadap pertanyaan tentang apakah upaya yang dapat dilakukan untuk mengubah keadaan saat ini kepada keadaan yang ingin dicapai masa yang akan datang.
  • langkah-langkah pembelajaran pemecahan masalalah
Banyak ahli menjelaskan bentuk penerapan pembelajaran pemecahan masalah .Dewey  (dalam Nasution, 2008:171) menjelaskan empat lankah dalam pemecahan masalah,yaitu:
1.    pelajar dihadapkan dengan masalah
2.    pelajar merumuskan masalah itu
3.    ia merumuskan hipotesis
4.    ia menguji hipotesis
       selain langkah-langkahnya , pemecahan masalah juga mempunyai cirri-ciri pokok,Yamin dan Bansu (2008:82) menyebutkan empat cirri pokok yaitu:
1.siswa bekerja secara kelompok kecil
2.tugas yang diselesaikan adalah persoalan realistic untuk dipecahkan namun lebih disukai soal yang memiliki banyak kemungkinan jawaban.
3. siswa menggunakan berbagai pendekatan belajar
4.hasil pemecahan masalah didiskusikan oleh semua siswa.
  •  kelebihan dan kekurangan pembelajaran pemecahan masalah
sebagai salah satu model pembelajaran , pembelajaran pemecahan masalah mempunyai kelebihan dan kekurangannya.Menurut  Yamin dan Bansu (2008:83-84) keunggulan pemecahan masalah diantaranya adalah:
1 mengembangkan pemecahan masalah yang bermakna dalam rangka memahami materi ajar.
3.    pemecahan masalah memberikan tantangan pada siswa , dan mereka merasa puas dari hasil penemuan baru itu.
4.     pemecahan masalah melibatkan siswa secara aktif dalam belajar.
5.     pemecahan masalah membantu siswa belajar  bagaimana mentransfer pengetahuan mereka kedalam persoalan dunia nyata .
6.    Pemecahan masalah membantu siswa mengembangkan pengetahuan baru untuk kepentingan persoalan berikutnya. Ini dapat membantu siswa mengevaluasi proses da hasil belajarnya.
7.    Pemecahan masalah dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kritis siswa dan kemampuan mereka mengadaptasi situasi pembelajaran baru
8.    Pemecahan masalah membantu siswa mengevaluasi pemahamannya dan mengidentifikasikan alur berpikirnya.
Disamping keunggulan pembelajaran pemecahan masalah mempunyai kelemahan,menurut Yamin dan Bansu
 

Kromatografi dan Contoh Perhitungan

Kromatografi Lapis Tipis
Bagian ini merupakan pengantar ke topik kromatografi lapis tipis. Meskipun anda adalah seorang pemula yang mungkin lebih mengenal kromatografi kertas, penjelasan tentang kromatografi lapis tipis sama mudahnya dengan kromatografi kertas.

Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi berkerja berdasarkan prinsip ini.

Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam campuran. Komponen-komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda. Kita akan membahasnya lebih lanjut.

Pelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras.

Jel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendarflour dalam sinar ultra violet, alasannya akan dibahas selanjutnya. Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.

Kromatogram


Kita akan mulai membahas hal yang sederhana untuk mencoba melihat bagaimana pewarna tertentu dalam kenyataannya merupakan sebuah campuran sederhana dari beberapa pewarna. 


Sebuah garis menggunakan pinsil digambar dekat bagian bawah lempengan dan setetes pelarut dari campuran pewarna ditempatkan pada garis itu. Diberikan penandaan pada garis di lempengan untuk menunjukkan posisi awal dari tetesan. Jika ini dilakukan menggunakan tinta, pewarna dari tinta akan bergerak selayaknya kromatogram dibentuk.

Ketika bercak dari campuran itu mengering, lempengan ditempatkan dalam sebuah gelas kimia bertutup berisi pelarut dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada di bawah garis dimana posisi bercak berada.

Alasan untuk menutup gelas kimia adalah untuk meyakinkan bawah kondisi dalam gelas kimia terjenuhkan oleh uap dari pelarut. Untuk mendapatkan kondisi ini, dalam gelas kimia biasanya ditempatkan beberapa kertas saring yang terbasahi oleh pelarut. Kondisi jenuh dalam gelas kimia dengan uap mencegah penguapan pelarut.

Karena pelarut bergerak lambat pada lempengan, komponen-komponen yang berbeda dari campuran pewarna akan bergerak pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai perbedaan bercak warna.
Gambar menunjukkan lempengan setalah pelarut bergerak setengah dari lempengan.

Pelarut dapat mencapai sampai pada bagian atas dari lempengan. Ini akan memberikan pemisahan maksimal dari komponen-komponen yang berwarna untuk kombinasi tertentu dari pelarut dan fase diam.

Perhitungan nilai Rf

Jika anda ingin mengetahui bagaimana jumlah perbedaan warna yang telah terbentuk dari campuran, anda dapat berhenti pada bahasan sebelumnya. Namun, sering kali pengukuran diperoleh dari lempengan untuk memudahkan identifikasi senyawa-senyawa yang muncul. Pengukuran ini berdasarkan pada jarak yang ditempuh oleh pelarut dan jarak yang tempuh oleh bercak warna masing-masing.

Ketika pelarut mendekati bagian atas lempengan, lempengan dipindahkan dari gelas kimia dan posisi pelarut ditandai dengan sebuah garis, sebelum mengalami proses penguapan.
Pengukuran berlangsung sebagai berikut:

Nilai Rf untuk setiap warna dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Rf     =   jarak yang ditempuh oleh komponen/jarak yang ditempuh oleh pelarut

Sebagai contoh, jika komponen berwarna merah bergerak dari 1.7 cm dari garis awal, sementara pelarut berjarak 5.0 cm, sehingga nilai Rf untuk komponen berwarna merah menjadi: 

 




Nilai Rf untuk setiap warna dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Jika anda dapat mengulang percobaan ini pada kondisi yang tepat sama, nilai Rf yang akan diperoleh untuk setiap warna akan selalu sama. Sebagai contoh, nilai Rf untuk warna merah selalu adalah 0.34. Namun, jika terdapat perubahan (suhu, komposisi pelarut dan sebagainya), nilai tersebut akan berubah. Anda harus tetap mengingat teknik ini jika anda ingin mengidentifikasi pewarna yang tertentu. Mari kita lihat bagaimana menggunakan kromatografi lapis tipis untuk menganalisis pada bagian selanjutnya.

 

Thursday, February 7, 2019

SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA (K3)

1. Persyaratan umum Sistem Manajemen K3
Ruang lingkup yang tepat dari Sistem Manajemen K3 bervariasi tergantung pada perusahaan, negara dan faktor lokal lainnya tetapi secara umum mensyaratkan :
-     Adanya suatu kebijakan K3
- Struktur organisasi untuk menerapkam kebijakan di atas
-     Program implementasi
-     Metode untuk mengevaluasi keberhasilan penerapan dan adanya umpan balik
-     Rencana tindakan perbaikan untuk peningkatan secara berkesinambungan.
Dokumen ILO –OHS 2001 menentukan elemen-elemen ini secara detail. Tergantung
pada tiap Perusahaan untuk mengadaptasinya dalam tujuan K3 korporasi yang lebih
khusus.

2.   Contoh Sistem Manajemen K3 yang digunakan di beberapa Perusahaan CSI
Sebagai contoh kebijakan K3 secara umum, terlampir yang dipergunakan oleh
perusahaan CSI. Kebijakan K3 secara berkelompok mensyaratkan semua Manajer setempat untuk :
-    Mematuhi semua peraturan K3
-   Menyediakan tempat kerja yang sehat dan aman bagi semua pekerja ( baik pekerja langsung  maupun tidak langsung)
-     Secara terus menerus meningkatkan praktek K3 industri yang terbaik. 

3. Kebijakan K3 group juga mensyaratkan semua pekerja untuk :
-     Bekerja dengan cara yang aman & sehat sebagaimana disyaratkan oleh hokum dan diperintahkan oleh Manajemen. Contoh lain dari kebijakan K3 yang digunakan oleh perusahaan CSI : Perusahaan menempatkan nilai tertinggi pada jaminan keselamatan & kesehatan bagi karyawan, sub-kontraktor , pihak ketiga, dan pengunjung kami.  Sekalipun kinerjakami dibandingkan dengan Perusahaan yang terbaik dalam industri yang sama seperti misalnya industri pertambangan dan industri berat memperlihatkan bahwa kami belum melaksanakan K3 sebaik yang telah mereka terapkan, kami harus tetap meningkatkannya secara signifikan. Tujuan kami adalah untuk mencapai nihil kecelakaan yang menyebabkan kematian atau cacat permanen dan untuk secara substansial mengurangi kecelakaan yang menyebabkan kehilangan jam kerja (losttime injury). Perusahaan menerapkan tantangan untuk mencapai tujuan ini secara serius. Selama tahun 2002/2003 , Komite Eksekutif telah menunjuk K3 sebagai suatu fokus korporasi yang utama. Kami telah menetapkan target dan standar K3 secara umum yang bersifat wajib bagi semua perusahaan dalam group, dalam hal ini termasuk kontraktor. Untuk membantu mencapai target dan standar ini, kami telah membuat suatu buku panduan K3 yang menggambarkan elemen utama, sistem dan prosedur sesuai dengan pendekatan kami. Kami juga telah membuat protokol audit penilaian standar untuk perusahaan kami guna keperluan memonitor kemajuan mereka dalam pencapaian standar dunia.Beberapa elemen sistem Manajemen K3 yang digunakan oleh perusahaan CSI lainnya digambarkan sbb :

4. Kebijakan Kesehatan & Keselamatan :
Prinsip-prinsip Panduan :
Semua orang yang bekerja di lokasi kami mempunyai hak untuk mendapatkan lingkungan/kondisi kerja yang aman dan sehat dan mempunyai kewajiban untuk memberikan kontribusi pada kondisi tersebut dengan berperilaku yang bertanggung jawab. Kami melihat K3 sebagai nilai bisnis utama yang diintregasikan pada seluruh kinerja bisnis. Setiap cidera atau kasus sakit akibat hubungan kerja, dapat dihindari dengan sistem kerja,peralatan,substansi,training dan supervisi yang tepat. Manajemen K3 yang efektif mencakup penilaian resiko dari desain lokasi sejak awal tahap konstruksi, komisioning dan perencanaan secara keseluruhan dari suatu organisasi dan pemeliharaannya. Semua kegiatan operasinal kami harus secara kontinyu meningkatkan kinerja K3.

Peran dan tanggung jawab utama
Setiap Manager di semua jenjang, menjamin kesehatan dan keselamatan untuk orangorang yang ada di tempat kerja di bawah tanggung jawabnya. Manager harus menerapkan kebijakan dan sistem dalam area kontrol dan pengaruhnya. Chief Executive officer (CEO) memikul tanggung jawab ini pada level group, ia mendukung dengan tingkat kepedulian yang tinggi untuk menjamin bahwa dalam tiap divisi dan unit bisnis manajemen memiliki otoritas, keahlian dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Group Executive/Vice President SDM dari Perusahaan bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengevaluasi kembali secara keseluruhan kebijakan K3, memberikan rekomendasikan mengenai hal tersebut kepada Komite Eksekutif. Semua karyawan memiliki tanggung jawab untuk kesehatan & keselamatan mereka sendiri dan teman lainnya yang berada dalam lingkup/terpengaruh oleh tindakan mereka.

5. Alat Pelindung Diri (APD)
APD guna keperluan kerja harus diidentifikasi, kondisi di mana APD harus dikenakan harus ditentukan dan direncanakan secara sesuai dan dirancang meliputi training dan pengawasan untuk menjamin APD dikenakan (lihat Appendix data sheet
penggunaan APD)

Instruksi, peraturan dan prosedur
Instruksi, peraturan dan prosedur dibuat sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara aman, tanpa resiko pada kesehatan, dan sesuai dengan penilaian resiko, akan bersifat :
-     Tertulis
-     Selalu disesuaikan / diperbaharui
-     Sesuai dengan peraturan hokum/regulasi
-     Realistik
-     Diketahui dan dimengerti oleh semua pihak yang terlibat
-     Ditindaklanjuti dan dihargai  

6. Program Tanggap Darurat
Semua lokasi kerja harus memiliki rencana tanggap darurat, yang berhubungandengan sifat operasi mereka dan resiko yang telah dinilai. Rencana ini harus di perbaharui, jika diperlukan dikomunikasikan dan dipraktekan secara rutin. Latihan wajib dilakukan dan dilatih secara rutin mencakup skenario yang direncanakan atas resiko yang berpotensi tinggi. (lihat appendix untuk kebijakan tanggap darurat).

7. Sistem Tanda masuk untuk Kontraktor
Analisa memperlihatkan bahwa kontraktor (pekerja tidak langsung) mempunyai resiko lebih besar dalam hal tingkat fatalitas dan kemungkinan cidera, sementara kontraktor tentu saja bertanggung jawab penuh untuk keselamatan mereka sendiri, diperlukan adanya tanggung jawab Manajemen yang lebih jelas untuk menjamin bahwa kotraktorkotraktor tersebut benar-benar sadar akan resiko kerja di lapangan dan secara bersama menjamin bahwa kontraktor tersebut melakukan pekerjaan dengan cara yang aman dan bertanggung jawab.

8. Slogan-slogan safety
Sebagai bagian dari sistem Manajemen K3, banyak perusahaan CSI yang telah
mengembangkan slogan-slogan dan tanda-tanda keselamatan, hal ini digunakan untuk
menggarisbawahi pentingnya keselamatan setiap hari dan untuk menjamin bahwa
karyawan sadar akan tanggungjawab mereka untuk bekerja secara aman.

9. Aturan Keselamatan yang digunakan oleh salah satu Perusahaan :
  • Seseorang yang bekerja pada/dengan peralatan yang mempunyai bagian yang bergerak harus mempunyai prosedur yang secara personal menjamin peralatan tersebut telah ditiadakan enerjinya, diisolasi dan di lock out /tag out
  • Tidak seorangpun boleh menghentikan atau melakukan bypass suatu proses interlock safety - baik secara mekanis maupun elektrikal.
  • Seseorang yang bekerja pada posisi dengan potensi terjatuh dari ketinggian 1,8 meter atau lebih harus menggunakan peralatan pelindung diri dari terjatuh.
  • Seseorang yang melakukan pengelasan, pemotongan atau brazing lebih dari 6 meter dari bahan yang mudah terbakar harus mendapatkan ijin hot work dan menerapkan persyaratan kerjanya.
  • Seseorang yang memasuki ruang tertutup/confined space harus mendapatkan ijin masuk yang sesuai dan menerapkan persyaratan kerjanya.
  • APD yang ditentukan harus selalu dipakai saat menjalankan proses pekerjaan atau melakukan pekerjaan dengan sistem yang terbuka (mis. Pembersihan sumbatan material, pekerjaan elektrikal, dll).
  • Pengunaan obat-obat terlarang benar-benar dilarang di lokasi kerja manapundan tidak diperbolehkan mengkonsumsi alkohol/obat legal lainnya yang dapat mempengaruhi konsentrasi secara personal.

Wednesday, February 6, 2019

Konsep Dasar Dalam Memahami Pencemaran Lingkungan

    
Seringkali ditemukan pernyataan yang menyamakan istilah ekologi dan lingkungan hidup, karena permasalahannya yang bersamaan. Inti dari permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan mahluk hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya. IImu tentang hubungan timbal balik mahluk hidup dengan lingkungan hidupnya di sebut ekologi (Soemarwoto, 1991: 19). Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya. keadaan dan mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dengan prilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupannya dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (Soerjani, dalam Sudjana dan Burhan, 1996: 13).

   Dari definisi diatas tersirat bahwa mahluk hidup khususnya merupakan pihak yang selalu memanfaatkan lingkungan hidupnya, baik dalam hal respirasi, pemenuhan kebutuhan pangan, papan dan lain-lain. seperti fauna, flora, habitat, dan sebagainya, dan (3). sosial ekonomi seperti pendapatan, kesehatan, adat-istiadat, agama, dan lain-lain. Interaksi dari elemen lingkungan yaitu antara yang tergolong hayati dan non-hayati akan menentukan kelangsungan siklus ekosistem, yang didalamnya didapati proses pergerakan energi dan hara (material) dalam suatu sistem yang menandai adanya habitat, proses adaptasi dan evolusi.
 
   Dalam memanipulasi lingkungan hidupnya, maka manusia harus mampu mengenali sifat lingkungan hidup yang ditentukan oleh macam-macam faktor. Berkaitan dengan pernyataan ini, Soemarwoto (1991: 50 -51) mengkategorikan sifat lingkungan hidup alas dasar: (1). Jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur lingkungan hidup tersebut, (2). hubungan atau interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup tersebut, (3). kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup, dan (4). faktor-faktor non-materil, seperti cahaya dan kebisingan.
 
   Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya, yang dapat mempengaruhi dan mempengaruhi oleh lingkungan hidupnya, membentuk dan dibentuk oleh lingkungan hidupnya. Hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya adalah sirkuler, berarti jika terjadi perubahan pada lingkungan hidupnya maka manusia akan terpengaruh.
 
   Uraian ini dapat menjelaskan akibat yang ditimbulkan oleh adanya pencemaran lingkungan, terutama terhadap kesehatan dan mutu hidup manusia. Misalnya, akibat polusi asap kenderaan atau cerobong industri, udara yang dipergunakan untuk bernafas oleh manusia yang tinggal di lingkungan itu akan tercemar oleh gas CO (karbon monoksida). Berkaitan dengan paparan ini, perlakuan manusia terhadap lingkungan akan mempengaruhi mutu lingkungan hidupnya.
 
    Konsep mutu lingkungan berbeda bagi tiap orang yang mengartikan dan mempersepsikannya. Soemarwoto (1991: 53) secara sederhana menerjemahkan bahwa mutu lingkungan hidup diukur dari kerasannya manusia yang tinggal di lingkungan tersebut, yang diakibatkan oleh terjaminnya perolehan rejeki, iklim dan faktor alamiah lainnya yang sesuai.  Batasan ini terasa sempit, bila dikaitkan dengan pengaruh elemen lingkungan yang sifatnya tidak dikenali dan dirasakan, misalnya dampak radiasi baik yang disebabkan oleh sinar ultarviolet atau limbah nuklir, yang bersifat merugikan bagi kelangsungan hidup mahluk hidup.

Tuesday, February 5, 2019

Proses Pembuatan Pulp Dari Bahan Baku Non Kayu (Organosolv process)

Pulp adalah produk utama kayu, terutama digunakan untuk pembuatan kertas, tetapi pulp juga diproses menjadi berbagai turunan selulosa, seperti rayon dan selofan. Pulp sering juga disebut hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non kayu) melalui berbagai proses pembuatannya (mekanis, semikimia, kimia). Tujuan utama pembuatan pulp kayu adalah untuk melepaskan serat-serat yang dapat dikerjakan secara kimia, atau secara mekanik atau dengan kombinasi keduanya. Prinsip pembuatan pulp secara mekanis yakni dengan pengikisan dengan menggunakan alat seperti grinda. Proses mekanis yang biasa dikenal diantaranya PGW (Pine Groundwood), SGW (Semi Groundwood). Proses semi kimia merupakan kombinasi antara mekanis dan kimia. Yang termasuk ke dalam proses ini diantaranya CTMP (Chemi Thermo Mechanical Pulping) , NSSC (Neutral Sulfite Semichemical). Sedangkan yang termasuk proses kimia yaitu proses kraft yang merupakan bagian proses basa dan proses sulfit yang termasuk proses asam. Dimana proses kraft ini pertama sekali dikenal di Swedia pada tahun 1885. Disebut kraft karena pulp yang dihasilkan dari proses ini memiliki kekuatan lebih tinggi dari pada proses mekanis dan semikimia, akan tetapi rendemen yang dihasilkan lebih kecil diantara keduanya karena komponen yang terdegradasi lebih banyak (lignin, ekstraktif dan mineral.

Ada beberapa pembuatan pulp dari bahan baku non kayu diantaranya:
a. Jerami.
Jerami merupakan limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pulping yang mudah di dapatkan dan merupakan energi yang terbarukan. Juga jerami dapat langsung digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas. Penggunaan jerami sebagai bahan baku kertas dapat digunakan setelah masa panen padi yaitu sekitar 2 bulan. Berbeda dengan kayu yang masa pertumbuhannya sampai tahunan, juga jika menggunakan bahan baku kayu maka akan menyebabkan berbagai kerugian antara lain bencana alam.Perkembangan pendidikan dunia yang semakin meningkat, akan berbanding lurus dengan konsusmsi kertas dunia. Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa.
a. Jerami Padi (Oriza sativa).
Jerami adalah bagian vegetatif dari tanaman padi (batang, daun, tangkai malai). Ketiga unsur ini relatif kuat karena mengandung unsur silika, dan selulosa yang tinggi serta pelapukan yang memerlukan waktu yang relatif lama. Pada waktu tanaman dipanen, jerami adalah bagian tanaman yang tidak dipungut.

 Bobot jerami padi merupakan fungsi dari:
 a. Rejim air,                  
 b. Varietas, nisbah/ gabah jerami,
 c.  Cara budidaya,
 d.  Kesuburan tanah, dan
 e.  Musim, iklim, dan tinggi tempat

Pulping
          Pulping adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non kayu)melalui berbagai proses pembuatannya (mekanis, semikimia, kimia).Pulp terdiri dari serat – serat (selulosa dan hemiselulosa) sebagai bahan baku kertas .Proses pembuatan pulp diantaranya dilakukan dengan proses mekanis , kimia , dan semikimia. Prinsip pembuatan pulp secara mekanis yakni dengan pengikisan dengan menggunakan alat seperti gerinda. Proses mekanis yang biasa dikenal diantaranya PGW (Pine Groundwood), SGW (Semi Groundwood). Proses semi kimia merupakan kombinasi antara mekanis dan kimia. Yang termasuk ke dalam proses ini diantaranya CTMP (Chemi Thermo Mechanical Pulping) dengan memanfaatkan suhu untuk mendegradasi lignin sehingga diperoleh pulp yang memiliki rendemen yang lebih rendah dengan kualitas yang lebih baik daripada pulp dengan proses mekanis.

Solulosa.
Adapun faktor yang membuat selulosa disenangi untuk produksi pulp dan
kertas adalah:
1. Jumlahnya berlimpah, dapat melengkapi, dan mudah dipanen dan dipindah-pindahkan dan akibatnya bahan ini murah harganya.
2. Zat ini umumnya berbentuk serat, dan kekuatan tariknya benar-benar tinggi.
3. Zat ini bisa menarik air, yang mempermudah persiapan mekanik dari serat-serat atau ikatan-ikatan serat ketika campuaran serat tadi dikeringkan
4. Zat ini tidak dapat larut dalam air dan pelarut-pelarut organik
5. Tahan terhadap sejumlah bahan kimia yang menyebabkan dapat diisolasi dan dimurnikan dari kayu yang merupakan sumber utama selulosa.

Jenis – Jenis Proses
1. Proses Mekanik
Proses mekanik digunakan pada pembuatan kertas tingkat rendah yang memiliki stabilitas   warna rendah, seperti koran, kertas pembungkus dan kertas karton. Pelepasan serat pada proses me kanis dilakukan dengan penggerindaan dan penggerusan.

Beberapa cara pembuatan pulp secara mekanis adalah:
a. Stone Ground Wood Pulping (SGP) : Pada proses ini digunakan batu gerinda untuk menguraikan bahan baku. Bahan baku kayu digiling dan disemprotkan air. Rendemen yang diperoleh antara 93-98%. Kekuatan dan derajat putih pulp yang dihasilkan rendah. Energi dan air yang diperlukan cukup banyak.

b. Refiner Mechanical Pulping (RMP) : Proses ini menggunakan penggilingan dengan cakram untuk menguraikan bahan baku. Bahan baku utama yang digunakan adalah kayu jarum karena sifat fisik yang dihasilkan lebih baik dibandingkan pulp kayu asah, sedangkan energi yang digunakan lebih rendah jika dibandingkan dengan proses SGP.

c. Thermo Mechanical Pulping (TMP) : Proses ini juga menggunakan penggilingan dengan cakram untuk menguraikan bahan baku. Namun, perbedaan TMP dengan RMP adalah adanya proses pemanasan sebelum penggilingan sehingga ikatan-ikatan yang dibentuk lignin dilemahkan. Proses ini menyebabkan jumlah serat panjang lebih banyak sehingga memiliki kekuatan yang lebih besar. Perlakuan awal dengan pemanasan pada suhu tinggi menyebabkan komponen lignin menjadi lunak, serta komponen yang mudah larut dalam air dan mudah menguap hilang.

d. Chemical Thermo Mechanical Pulping (CTMP) : Proses ini adalah pengembangan da ri proses TMP. Pada proses ini, perlakuan awal yang diberikan selain pemanasan adalah perlakuan kimiawi yang diharapkan dapat lebih mudah menghilangkan lignin. Rendemen yang dihasilkan lebih rendah dari proses mekanik biasa tetapi menghasilkan pulp yang memiliki sifat fisik yang lebih baik. Fraksi serat panjang yang dihasilkan lebih banyak dari pulp yang berasal dari proses mekanik lainnya.

2.      Proses Semi Kimia.
Proses ini merupakan gabungan dari proses mekanik dan proses kimia. Tahap awal dari proses ini adalah pengolahan bahan baku dengan menggunakan bahan kimia untuk memutuskan ikatan lignin, selulosa, kemudian dilanjutkan dengan pengolahan kimia. Contoh pros es ini adalah proses pemasakan pulp dengan menggunakan Na2SO3 yang mengandung larutan buffer untuk menetralkan asam-asam organik yang terbentuk pada pemanasan sampai 120 oC atau lebih. Fungsi buffer adalah untuk mencegah korosi, menaikkan rendemen dan mengurangi waktu pemasakan. Contoh buffer adalah campuran NaOH dengan Na2CO3 atau Na2S dengan Na2 SO4 . Buffer yang sering digunakan adalah NaHCO3 karena menghasilkan pulp dengan warna yang lebih baik dan dengan pemakaian bahan kimia yang lebih sedikit. Proses semi kimia yang lain adalah proses alkali dingin yaitu perendeman bahan baku dalam larutan NaOH pada suhu kamar dan tekanan atmosfer. Brightness kertas yang dihasilkan lebih rendah jika dibandingkan dengan proses netral sulfit.

3.      Proses Kimia.
       Pembuatan pulp dengan proses kimia adalah proses untuk merusak dan melarutkan zat pengikat serat yang terdiri dari lignin, pentosa dan lainnya dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Proses untuk merusak dan melarutkan ini umum disebut sebagai proses pemasakan. Proses pemasakan bahan baku dengan larutan kimia dilakukan dalam reaktor yang disebut sebagai digester. Selama pemasakan berlangsung, lignin bereaksi dengan larutan kimia pemasak dan membentuk senyawa-senyawa terlarut yang mudah dicuci. Namun karena kesamaan sifat fisik dan kimia dari selulosa dan lignin, sebagian selulosa ikut bereaksi juga, sehingga dapat menurunkan rendemen pulp yang dihasilkan. Berdasarkan bahan kimia yang digunakan untuk pemasakan, pembuatan pulp dengan proses kimia dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1.      Proses Sulfat.
    Pada proses sulfat, larutan pemasak yang digunakan adalah sodium hidroxide dan sodium sulfite. Sodium sulfite dihasilkan dari reduksi sulfat selama proses pembakaran dengan reaksi:                              Na2SO4+ 2C → Na2 S + 2CO2
    Sodium hidroxide dihasilkan dari hidrolisis sodium sulfite di dalam air dengan reaksi:                              Na2S + H2O ↔ NaOH + NaHS
    NaHS berfungsi sebagai buffer dan mengurangi efek degradasi selulosa oleh NaOH. NaHS dapat bereaksi dengan lignin menghasilkan thio-lignin yang mudah larut dalam alkali sehingga pemasakan dapat berlangsung lebih singkat dan temperatur dapat diturunkan sekitar 160-170 0C. Serat yang dihasilkan sangat baik tetapi memiliki warna yang jelek, sehingga proses ini digunakan untuk membuat kertas berkekuatan tinggi seperti kantong semen dan kertas bungkus.Proses sulfat memakai alkali aktif dan sulfiditas sebagai bahan pemasak, sebagai bahan baku hampir semua jenis kayu dan non kayu baik kayu lunak maupun kayu keras. Pulp yang dihasilkan berwarna coklat dan mempunyai kekuatan fisik yang tinggi sehingga biasanya digunakan untuk pembuatan kertas semen, kertas bungkus dan kertas liner, dan udah diputihkan ( bleaching ).

2.Proses Sulfit. 
                                                                                                                     
Proses ini menggunakan bahan kimia aktif, yaitu asam sulfit, kalsium bisulfit, sulfur dioksida yang dinyatakan dalam larutan Ca(HSO3)2 dengan H2SO3 berlebih. Bahan baku yang digunakan biasanya kayu lunak dan larutan pemasak SO2 dan Ca(HCO3)2.
Reaksi pembuatan larutan pemasak adalah:
                                                     S + O2 —> SO2
                 2SO2 + H2 O + CaCO3 —–> Ca(HSO3)2 + CO2
                 Lignin yang terikat pada selulosa akan bereaksi dengan larutan Ca(HSO3)2 membentuk lignin sulfonat dengan reaksi sebagai berikut:
Ca(HSO3)2 ——> Ca 2+ + 2HSO3-
Lignin + HSO 3- —-> SO2+ Lignin-OH
Lignin-OH + HSO3 —>  Lignin-SO3 + H2O

Pulp yang dihasilkan dari proses sulfit baik untuk pembuatan kertas tissue dan kertas-kertas cetak bermutu.
Beberapa keuntungan pulp sulfit adalah:
1.    Rendemen yang lebih tinggi pada bilangan kappa tertentu, yang melibatkan kebutuhan kayu yang rendah;
2.    Derajat putih pulp yang tidak dikelantang lebih tinggi; dan
3.    Persoalan pencemaran sedikit.
            Cara ini sudah sangat jarang dipakai, karena biayanya yang terlalu mahal

4.      Proses Soda (NaOH)
Proses ini digunakan untuk bahan baku non kayu seperti bagasse, jerami, damen dan jenis rumput-rumputan yang lain. Larutan pemasak yang digunakan adalah NaOH sebanyak 18-35% berat bahan baku kering. Degradasi selulosa oleh larutan NaOH pekat dapat terjadi pada suhu di atas 100 0C. Semakin tinggi temperatur pemasakan maka perbandingan jumlah selulosa yang hilang akan lebih banyak daripada lignin yang hilang.
Beberapa hal yang berpangaruh pada proses soda adalah:
a.       Perbandingan cairan pemasak terhadap bahan baku yang digunakan.
Kekurangan bahan kimia atau laru tan pemasak menyebabkan pulp berwarna gelap dan sukar diputihkan pada tahap bleaching . Namun, bahan pemasak yang berlebihan dapat menurunkan rendemen dengan terjadinyadegradasi serat-serat selulosa.
b.      Waktu dan temperatur pemasakan.
Bila waktu pemasakan terlalu lama maka selulosa juga akan larut dalam jumlah besar. Jika temperatur terlalu tinggi, jumlah karbohidrat yang terdegradasi akan lebih besar daripada lignin yang terlarut sehingga akan menurunkan rendemen dan kekentalan pulp.

5.      Proses Organosolv
Pembuatan biomassa secara efisien dapat dilakukan dengan menerapkan konsep ”biomass refining ” yaitu pemrosesan dengan menggunakan pelarut organik ( organosolve process ). Prinsipnya adalah melakukan fraksionasi biomassa menjadi komponen-komponen utama penyusunnya (selulosa, hemiselulosa, dan lignin) tanpa banyak merusak ataupun mengubahnya, serta dapat diolah lebih lanjut menjadi produk yang dapat dipasarkan. Fraksionasi biomassa menggunakan pelarut organik yang telah menjadi suatu metode alternatif bagi proses-proses konvensional dalam pembuatan pulp, yang lebih dikenal dengan organosolve pulping.

Kelebihan dari proses organosolv dibandingkan dengan proses  konvensional adalah:
1.        Berdampak kecil bagi lingkungan, yaitu tidak menyebabkan timbulnya pencemaran seperti  gas-gas berbau yang disebabkan oleh belerang.
2.        Cairan pemasak (pelarut organik) bekas dapat digunakan kembali setelah dimurnikan terlebih dahulu.
3.        Produk samping mempunyai daya jual seperti glukosa, pentosa, fulfural, adhesiv serta bahan-bahan kimia.

6.      Proses Bioteknologi
Peningkatan kualitas kayu yang menyangkut modifikasi biokimia kayu  sangat berkaitan erat dengan usaha-usaha dalam memodifikasi kandungan lignin dalam kayu. Lignin bersama-sama dengan selulosa merupakan suatu komponen penting pada tumbuhan-tumbuhan berpembuluh dan dapat ditemukan dalam jumlah yang besar pada dinding sel sekunder, serat dan pembuluh angkut xilem.      Fungsi lignin dalam tumbuhan selain sebagai penunjang mekanik (mecanical support) juga sangat penting dalam membantu pertahanan tumbuhan terhadap patogen. Untuk kepentingan industri ada dua kemungkinan berlawanan yang  menyangkut modifikasi kandungan lignin dalam kayu. Pertama, bila kayu yang diproduksi diperlukan untuk penghasil energi, maka kandungan lignin perlu ditingkatkan karena secara kimia lignin mengandung energi yang banyak  bila dibandingkan dengan komponen-komponen kayu lainnya. Kedua, bila kayu yang diproduksi diperlukan sebagai bahan baku kertas dan pulp, maka kandungan lignin di dalam kayu perlu dikurangi karena dalam pembuatan kertas dan pulp yang diperlukan hanyalah selulosa. Jadi untuk keperluan ini bioteknologi dapat digunakan dalam usaha meningkatkan kandungan selulosa dan mengurangi kandungan lignin dalam kayu tanpa melewati batas-batas fungsi kedua senyawa tersebut. Pengurangan kandungan lignin dalam kayu juga dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan, yakni dapat mengurangi kadar polutan kimia yang dihasilkan dari proses pembuangan lignin selama proses pembuatan kertas dan pulp. Modifikasi kandungan lignin dalam kayu dapat dilakukan melalui pengontrolan enzim-enzim yang terlibat dalam jalur biosintesis lignin. Karena enzim merupakan produk dari gen, maka modifikasi kandungan lignin ini dapat dilakukan melalui modifikasi gen secara rekayasa genetik. Modifikasi gen ini tidak hanya berpengaruh terhadap kuantitas lignin saja, melainkan juga terhadap komposisi dan lokalisasi lignin di dalam kayu.
Mikroorganisme yang terdiri atas sejumlah mikroba membantu proses pelapukan sehingga sampah alam itu terurai, kembali menjadi tanah berupa humus. Hasil kerja mikroorganisma yang sempurna tak menghasilkan polusi  tersebut memberi inspirasi pada para ilmuwan kita untuk memanfaatkannya dalam sektor industri. Industri kertas dan pulp terkenal dengan limbahnya yang sulit diatasi. Limbah ini berasal dari bahan kimia seperti soda api, sulfit dan garam sulfida dalam proses penghilangan kandungan lignin. Bahan kimia inilah yang dianggap sebagai sumber pencemaran lingkungan. Proses penggunaan sulfur mencemari udara dan sudah dilarang di se jumlah negara maju seperti Jerman. Di Indonesia tidak semua pabrik kertas mempunyai unit pulping karena diisyaratkan harus mempunyai pengolahan limbah yang investasinya lebih dari 20 persen dari nilai investasi,” ujar Ba mbang Prasetya dalam orasi pengukuhannya  sebagai Ahli Peneliti Utama (APU) Bidang Konversi Biomassa di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta, pekan silam.  Pengolahan pulp yang ideal adalah biopulping, yakni mengolah pulp  dengan menggunakan bantuan mikroba. Bambang menjelaskan, manfaat biopulping yang menonjol adalah penghematan energi dan pengurangan pemakaian bahan kimia. Proses pembuata n bubur kayu alias pulp dan kertas biasa dilakukan dengan memasak serpihan kayu, jerami atau ampas tebu. Semuanya menggunakan bahan kimia. Tujuan proses ini untuk memisahkan komponen lignin. Dalam biopulping, bahan-bahan kimia tadi digantikan oleh sejenis mikroba yang bisa mengeluarkan enzim dan mendegradasi lignin. Mikroba ini adalah golongan jamur atau fungi pelapuk kayu yang banyak dijumpai di alam bebas. Bahan pemutih kertas yang selama ini menggunakan bahan kimia seperti chlorite dan hydrogen peroksida dapat digantikan dengan enzim-enzim yang dikeluarkan oleh fungi pelapuk. Beberapa enzim yang sangat dikenal untuk menguraikan lignin adalah manganese peroksidase, laccase dan lignin peroksidase.

7.      Delignifikasi Oksigen.
       Delignifikasi oksigen merupakan salah satu aplikasi industri pulp dan kertas dalam melakukan bleaching (pemutihan) pulp selama beberapa tahun  terakhir ini. Keuntungan dari proses ini adalah pelestarian lingkungan. Proses delignifikasi oksigen biasanya dilakukan selama 15 sampai 90 menit di bawah tekanan 400-1.000 kPa dan pada suhu 90-110°C.

          Berkurangnya kandungan lignin dalam biomassa menunjukkan terjadinya proses delignifikasi selama pemrosesan dilakukan. Kandungan lignin dalam pulp untuk proses-proses komersil secara sederhana dan cepat diperkirakan dengan Bilangan Kappa, yang berkorelasi dengan lignin Klason atau kandungan lignin total dalam pulp. Besarnya nilai ko relasi Bilangan Kappa dengan kandungan lignin dalam pulp bervariasi menurut biomassa dan proses yang digunakan. Bilangan kappa dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Bilangan kappa x 0.15% = % lignin dalam pulp

Kertas merupakan alat dokumentasi, komunikasi, administrasi, dan transaksi yang sampai saat ini tetap menjadi pilihan utama. Pengguna kertas hamper di setiap kota besar, yang memiliki kegiatan atau lalu lintas perekonomian tinggi. Di kota- kota tersebut terdapat sejumlah besar pertokoan, perkantoran, lembaga baik profit maupun non profit, sekolah, Perguruan Tinggi dan sebagainya. Semua komponen tersebut adalah pengguna kertas yang tinggi.




DAFTAR PUSTAKA

1. Erich J. Schulz .(1996). Lestari Toba Pulp. DIESEL MECHANICS. Porsea;  Toba Pulp
2. Badan Perencanaan Nasional. 2009. Sumber-sumber Pencemaran Udara.
http://udarakota.bappenas.go.id/view.php?page=sumber (diakses tanggal
17 Noember 2009)
3. Casey. 1981. Pulp and Paper Chemistry and Chemical Technology, Vol III.  JohnWiley and Sons inc. New York.
4.  Hanif, M. 2008. Mempelajari Aspek Teknologi Proses Produksi Kertas di PT
     Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Tangerang Mill. Laporan Praktek Lapang. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

 5. Chang, R. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Edisi Ketiga. Jilid I. 

 6.Hambali, E., Ani S., Dadang, Hariyadi, Hasim H., Iman K. R., Mira R., M.  Ihsahnur, Prayoga S., Soekisman T., Tatang H. S., Theresia P., Tito P., dan Wahyu P. 2006. Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodisel. Penebar Swadaya. Depok.